Sulitnya Antar Logistik Pemilu di Lampung, Pakai Gerobak Sapi Lintasi Tepi Pantai hingga Medan Berlumpur

Menjelang Pemilu 2024, banyak cerita unik yang terjadi, salah satunya yang ada di Provinsi Lampung. Ptugas KPU, Polri, dan TNI harus menggunakan transportasi tradisional yaitu gerobak sapi untuk melawati jalan yang rusak penuh lumpur dan tepi pantai demi mengantarkan surat suara.

oleh Ardi Munthe diperbarui 13 Feb 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 13:00 WIB
Petugas kepolisian, TNI dan KPU berjibaku membawa surat suara ke desa terpencil di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Foto (Istimewa)
Petugas kepolisian, TNI dan KPU berjibaku membawa surat suara menggunakan gerobak sapi ke desa terpencil di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Lampung - Dalam pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024, petugas KPU Polri dan TNI harus berjuang keras mengantar surat suara ke wilayah terpencil di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. 

Dengan alat seadanya, para petugas harus menempuh jarak serta medan yang sulit untuk bisa sampai ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). 

Tak ayal, petugas harus menggunakan alat tranportasi tradisional yaitu gerobak sapi untuk menerjang jalan yang rusak penuh lumpur hingga berjalan di tepi pantai. 

Kotak suara dan surat suara itu didistribusikan di empat pekon (desa) yang ada di Kabupaten Pesisir Barat. Empat pekon itu di antaranya Way Haru, Way Tias, Bandar Dalam, dan Siring Gading. 

Kapolres Pesisir Barat, AKBP Alsyahendra mengatakan bahwa pendistribusian logistik pemilu tersebut terpaksa menggunakan gerobak sapi lantaran kondisi jalan yang rusak parah tidak bisa dilalui oleh mobil. 

"Jadi memang kami harus menggunakan gerobak dengan ditarik sapi. Memang kondisi ini harus dilakukan karena medan tidak bisa dilalui mobil. Meskipun bisa menggunakan motor itu pun harus dimodifikasi," kata AKBP Alsyahendra, Senin (12/2/2024).

Dia menjelaskan, petugas harus menempuh jarak kurang lebih 20 kilometer dengan berjalan kali untuk bisa sampai keempat pekon tersebut. 

"Kurang lebih jarak untuk bisa keempat pekon yang berada di Kecamatan Bengkunat itu kami harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 20 kilometer," tuturnya.

Dia menjelaskan, proses pendistribusian logistik Pemilu tersebut menguras banyak tenaga. "Pada saat melintas jalan tanah merah yang kondisi sudah seperti lumpur, itu kami cukup kesulitan. Beberapa gerobak sapi dan motor tersangkut dan harus dibantu dengan didorong," ungkapnya.

Selain itu, para petugas juga harus beberapa kali berhenti untuk istirahat karena medan yang berlumpur.

"Beberapa kali juga kami terpaksa berisitirahat karena memang medannya berat, tapi Alhamdulillah menjelang sore semua bisa selesai didistribusikan," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya