Liputan6.com, Palembang - Insiden semburan gas yang diduga berasal dari sumur Migas RJA 54 milik Pertamina Hulu Rokan Zona (PHZ) 4 Adera Field, mengakibatkan para warga di sekitar lokasi terganggu pernapasannya.
Kebocoran gas dari sumur Migas RJA 54 tersebut, membuat warga merasakan sesak napas, pusing hingga mual-mual.
Semburan gas tersebut terjadi pada Selasa (12/3/2024) lalu, yang berada di daerah administratif antara Kota Prabumulih dan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumsel.
Advertisement
Baca Juga
Tim Puskesmas Tanah Abang di Kabupaten PALI Sumsel, langsung bergerak cepat, dengan membagikan masker dan vitamin ke warga yang terdampak kebocoran gas tersebut.
Incident Management Team (IMT) PHR Regional 1 dan semua fungsi langsung turun ke lokasi untuk menutup kebocoran sumur RJA 54, pada Senin (18/3/2024) sekitar pukul 14.30 WIB.
Saat dikonfirmasi ke Pj Gubernur Sumsel Agus Fathoni, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Wali Kota (Wako) Prabumulih.
"Kita cek lagi, mana (Pj Wako) Prabumulih, tanya sama Prabumulih," ucapnya sembari memanggil Pj Wako Prabumulih Elman, seusai menghadiri acara High Level Meeting & Capacity Building ‘Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) – Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sumsel', di Hotel Aryaduta Palembang, Rabu (20/3/2024).
Kendati demikian, Pj Gubernur Sumsel terus memberikan himbauan ke Pertamina, agar bisa mengantisipasi setiap kejadian.
"Perlu kita mengantisipasi setiap kejadian, Pertamina sudah koordinasi dengan pemda. Akan segera diatasi bersama," katanya singkat.
Saat ditanyakan terkait semburan gas dari sumur RJA 54 milik Pertamina Hulu Rokan Zona (PHZ) 4 Adera Fiel, Pj Wako Prabumulih membantah jika hal tersebut terjadi di daerahnya.
Dia berkata jika Kecamatan Payuputat Prabumulih yang diisukan menjadi lokasi kebocoran gas tersebut, berseberangan dengan lokasi kejadian di Kabupaten PALI.
"Itu di daerah PALI, kalau di Prabumulih aman," ucapnya.
Â
Penanganan Cepat
General Manager Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Djudjuwanto berujar, sumur Migas RJA 54 yang mengalami kebocoran pada Selasa (12/3/2024) lalu, berhasil dilakukan penutupan atau sumur tidak aktif/suspend.
Dalam dalam menentukan metode penanganan yang cepat dan tepat, lanjut Djudjuwanto, dibutuhkan analisa dan fokus tim yang cermat, mengingat pekerjaan ini termasuk beresiko tinggi.
"Memang diperlukan penanganan yang cepat dan tepat, namun kami juga harus fokus pada aspek keselamatan yang merupakan prioritas utama," ujarnya dalam rilis keterangan resminya.
Advertisement