Ombudsman Jabar Minta Pemerintah Antisipasi Kenaikan Harga Sembako Jelang Lebaran

"Di antaranya, pemerintah perlu mempertimbangkan pelayanan operasi pasar yang tidak membuat masyarakat harus antri lama dan berdesak-desakan"

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 06 Apr 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2024, 18:00 WIB
FOTO: Warga Serbu Operasi Minyak Goreng Murah
Antrean warga saat hendak membeli minyak goreng murah di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/2/2022). Masih tingginya harga minyak goreng di pasaran menyebabkan warga antusias menyerbu operasi minyak murah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Bandung - Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat meminta pemerintah antisipasi puncak kenaikan harga bahan pokok dan perbaikan teknis operasi pasar yang lebih nyaman menjelang Lebaran Idulfitri 2024 ini. Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Jawa Barat, Dan Satriana, dalam keterangan tertulis, Jumat (5/4/2024), mengatakan, pihaknya telah melakukan kunjungan ke pasar tradisional dan ritel modern di Kota Cirebon, Kabupten Purwakarta, dan Kota Bandung.

Kunjungan tersebut untuk melihat pelaksanaan program pemerintah dalam menjamin ketersediaan dan kestabilan harga bahan pokok menjelang Hari Raya Idulfitri.

Hasilnya, Ombudsman mendapatkan informasi, bahwa berdasarkan pengalaman sebelumnya, harga bahan pokok pada bulan Ramadaan ini akan terus naik dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 1-2 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. "Selain peningkatan konsumsi masyarakat pada Hari Raya Idul Fitri, peningkatan pembelian bahan pokok menjelang hari raya juga dilakukan dunia usaha dan rumah tangga sebagai persediaan mereka dalam mengantisipasi pasar yang biasanya libur beberapa waktu sebelum dan setelah hari raya," katanya.

Namun, sampai saat ini pedagang dan pembeli di pasar tradisional melihat ketersediaan bahan pokok relatif cukup. Hanya beberapa jenis sayuran yang ketersediaannya saat ini menjadi langka, sehingga harus dipasok dari daerah lain. Di sisi lain, Ombudsman juga melihat Pemerintah daerah pada saat ini telah melakukan pemantauan harga secara intensif dan melakukan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok.

Ombudsman Jawa Barat mendorong pemerintah daerah terus melakukan pemantauan dan memastikan program intervensi pasar untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga sampai hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Termasuk cepat merespon pengaduan yang diterima serta memantau keluhan masyarakat di berbagai media massa dan media sosial untuk segera diselesaikan.

"Selain itu, pemerintah perlu mempertimbangkan pelayanan operasi pasar yang tidak membuat masyarakat harus antri lama dan berdesak-desakan sebagai sering terjadi pada berbagai operasi pasar. Mungkin dapat dipertimbangkan agar pembelian bahan pokok tersebut dilakukan dibagi bergiliran berdasarkan jadwal atau wilayah domisili pembeli," katanya.

Anggaran Rp15 Miliar

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Noneng Komara Nengsih mengatakan, Opadi yang diluncurkan Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin di Kota Sukabumi, Senin-Rabu, tanggal 1-3 April 2024, sudah tersalurkan 43 persen.

"Hari ini mudah-mudahan bisa sampai 78 persen sehingga kita bisa selesai hari Jumat dan paling lambat Sabtu seperti itu (mencapai 100 persen) di seluruh Jawa Barat," tutur Noneng.

Disperindag Jabar menganggarkan Rp15 miliar untuk Opadi yang akan disalurkan saat Idulfitri, Idul Adha, Natal serta tahun baru. Untuk Opadi menjelang Lebaran 2024, anggarannya mencapai Rp7.3 miliar.

"Di tiap kabupaten kota rata-rata ada tiga titik atau empat titik," ucap Noneng.

Noneng menuturkan, tiga komoditas Opadi dipilih atas hasil kajian dari Universitas Padjadjaran yang meneliti komoditas yang biasa naik signifikan, di antaranya gula, minyak goreng, dan beras.

"Sebetulnya ada juga komoditi seperti cabai, tapi pekan lalu harga cabai sudah mulai turun. Ada pula daging ayam, tapi daging ayam agak riskan dalam mengirim dan menyimpan," jelas Noneng.

Noneng menuturkan, Opadi adalah salah satu instrumen yang dilakukan Pemda Provinsi Jabar agar masyarakat mendapatkan komoditas pangan dengan harga terjangkau.

"Dengan adanya subsidi jadi lebih murah. Harapan kita yang asalnya tak miskin jangan sampai jatuh dalam kemiskinan ketika harga meningkat. Itu yang lebih kita jaga melalui Opadi," jelas Noneng.

 

 

Rampung H-4 Lebaran

Sekertaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar) Herman Suryatman menyebutkan operasi pasar bersubsidi (Opadi) akan tuntas 100 persen pada empat hari atau H-4 Lebaran 2024. Menurut Herman, pada Sabtu (6/4/2024) mendatang seluruh Opadi akan dihentikan dan dapat mengendalikan inflasi saat ini.

'Ini (Opadi) komitmen Pak Pj. Gubernur. Inflasi harus terkendali di Jabar, salah satu ikhtiarnya melalui operasi pasar," kata Herman saat memantau Opadi di Kota Bandung, Kamis, 4 April 2024.

Herman mengatakan tak hanya Opadi, pihaknya bersama pemerintah pusat serta kabupaten dan kota pun melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM). Untuk Opadi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar menyediakan 161.000 paket sembako, yang terdiri dari  5 kilogram beras, 2 liter minyak goreng, dan gula 2 kg.

"Untuk operasi ini kami memberikan subsidi 161.000 paket, dengan subsidi per paket Rp45.700, disebar di 27 kabupaten dan kota. Tentunya kami juga mempunyai prioritas lebih pada kabupaten dan kota dengan inflasi tinggi," kata Herman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya