Tak Hanya Produksi Pupuk, PKC Mulai Kembangkan Bisnis Dry Ice

Pupuk Kujang Cikampek kembali mengembangkan bisnis dengan membangun pabrik yang memroduksi dry ice.

oleh Asep Mulyana diperbarui 20 Apr 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 22:00 WIB
Tak Melulu Pupuk, PKC Mulai Kembangkan Bisnis Melalui Produk Dry Ice
Para pekerja saat mengemas dry ice yang baru dihasilkan dari mesin pembuat produk non pupuk PT Pupuk Kujang Cikampek.

Liputan6.com, Karawang Pupuk Kujang Cikampek (PKC) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terus mengembangkan terus melakukan pengembangan bisnis. Selain memproduksi pupuk, anak perusahaan Pupuk Indonesia itu merambah bisnis produk non pupuk berupa dry ice (es kering).

Direktur Utama Pupuk Kujang, Maryono menuturkan, pabrik dry ice tersebut dibangun tahun lalu secara swakelola dan selesai tepat waktu selama 12 bulan. Untuk pabrik dry ice tersebut, dibangun di lahan seluas 87 meter persegi di area pabrik Co2 cair yang berlokasi di Kawasan Industri Kujang Cikampek.

"Mudah-mudahan, peresmian pabrik dry ice setelah Idulfitri 2024 ini menjadi awal yang baik dan penuh berkah," ujar Maryono melalui keterangan pers, Kamis (18/4/2024).

Lebih lanjut Maryono menjelaskan, nilai investasi untuk pembangunan pabrik dry ice ini mencapai Rp 9,8 miliar. Adapun kemampuan produksi pabrik dry ice ini ditaksir mencapai 3.000 ton per tahun. "Pabrik ini diproyeksikan menghasilkan keuntungan hingga Rp 4-5 miliar per tahun. Hal ini cukup menarik dan bisa membantu Pupuk Kujang semakin berkembang dan menambah laba perusahaan," kata dia.

Menurut Maryono, pembangunan pabrik dry ice ini juga tak lepas dari kebutuhan komoditas tersebut yang tergantung tinggi di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Bahkan saat ini, Pupuk Kujang telah menjual dry ice sebanyak 8 ton untuk sejumlah industri yang membutuhkannya.

"Saat ini sudah full pembeli. Jadi memang kawasan di Jakarta dan Jawa Barat ini adalah pengguna dry ice besar sehingga produksi PT Pupuk Kujang sudah tersalurkan semua ke para pembeli kita," kata Maryono.

Selain aspek pengembangan bisnis dan menambah laba, pembangunan pabrik dry ice ini juga punya fungsi lainnya, yaitu memperkuat aspek green industry Pupuk Kujang. Alasannya, pabrik dry ice bisa mencegah emisi karbon lepas ke atmosfer.

"Pabrik ini bisa mencegah 3 ribu ton karbon rilis ke udara dalam setahun. Tentu ini bisa sekaligus mengurangi efek rumah kaca," kata Maryono.

Seperti diketahui, dry ice merupakan komoditas yang dibuat dari Co2 atau karbon dioksida yang dipadatkan. Komoditas itu memiliki banyak fungsi dan sering dimanfaatkan di bidang industri makanan, rumah sakit dan klinik, industri pembersihan tertentu hingga instalasi seni panggung dan pertunjukan.

Sebagai perusahaan petrokimia, Pupuk Kujang memiliki jumlah karbon dioksida yang cukup melimpah. Senyawa itu merupakan buangan dari pabrik amoniak, suatu zat kimia yang digunakan sebagai bahan baku pupuk.

"Jika sebelumnya Co2 terbuang ke udara, dengan teknologi ini kita manfaatkan gas buang itu supaya tidak mubazir. Caranya dengan menangkap lalu membuatnya menjadi dry ice, yang bernilai ekonomi dan ekologi," tegas dia.

Pihaknya pun bersyukur, karena dengan adanya pabrik ini karbon dioksida yang dihasilkan bisa ter-recover dan termanfaatkan sehingga bisa mengurangi emisi karbon.

"Dengan pabrik ini, tidak ada bahan yang mubazir, bahkan emisi ini bisa kita manfaatkan menjadi keuntungan," tambah dia.

Maryono menambahkan bahwa, pabrik dry ice ini menambah daftar produk non pupuk yang dibuat Pupuk Kujang. Sebelumnya, Pupuk Kujang juga telah membuat produk non pupuk lainnya yaitu amonia, aquos, air demin, hingga pemenuhan kebutuhan industri dan utilitas.

Adapun dalam memanfaatkan Co2, Pupuk Kujang telah membuat Co2 cair yang juga punya fungsi industri dan bisa dijual.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya