Liputan6.com, Bandung - Usai menjadi misteri selama 100 yag tidak dapat dipecahkan, akhirnya para ilmuwan medis mengetahui sebab-musabab air kencing alisa urine berwarna kuning.
Selama ini kita kerap kali bertanya-tanya mengapa warna urin yang keluar dari tubuh memiliki warna kuning? Entah itu kuning tua atau berwarna terang.
Sekarang mungkin kita bisa menghela nafas lega, karena misteri tentang penyebab urin berwarna kuning terjawab sudah.
Advertisement
Dicuplik dari laman Good Doctor, Senin, 29 April 2024, kandungan urin atau air kencing merupakan campuran dari air, elektrolit dan racun atau limbah tubuh hasil penyaringan organ ginjal.
Mengapa urin yang normal cenderung berwarna kuning? Sebenarnya sudah diungkap tim ilmuwan lewat penelitian pada 1868, yakni adanya urobilin.
Namun dari mana urobilin berasal dan bagaimana prosesnya masih menjadi misteri lebih dari satu abad lamanya, hingga akhirnya terungkap belum lama ini.
Tim peneliti dari University of Maryland dan National Institutes of Health di Amerika Serikat, mengindentifikasi enzim mikroba yang memberi warna kuning pada urin yang dikeluarkan tubuh. Enzim ini dikenal sebagai bilirubin reduktase (BilR) yang merupakan mikrobioma usus.
"Penemuan enzim ini akhirnya mengungkap misteri di balik warna kuning urin," kata Brantley Hall, peneliti utama dalam penelitian tersebut. Temuan ini sudah dipublikasikan di Jurnal Nature Microbiology pada 3 Januari 2024.
Dalam proses pengurangan bilirubin-sebelum dikeluarkan dari tubuh- kemudian BilR mengubah bilirubin menjadi urobilinogen.
"Urobilinogen kemudian secara spontan terurai menjadi molekul yang disebut urobilin, yang bertanggung jawab atas warna kuning yang kita semua kenal," papar Hall.
Urobilin telah lama dikaitkan sebagai penyebab air kencing memiliki warna kuning. Namun bagaimana urobilin terbentuk baru sekarang berhasil diungkap tim peneliti setelah lebih dari satu abad lamanya.
Soal keberadaan BilR, hasil analisis metagenom usus manusia yang dilakukan tim peneliti mengungkapkan bahwa BilR secara umum ada pada usus orang dewasa yang sehat.
Namun prevalensi gen tersebut jauh lebih rendah pada pasien dengan penyakit radang usus (IBD) dan pada bayi, terutama selama beberapa bulan pertama kehidupannya.
Hal itu menjadi alasan kuat mengapa bayi baru lahir sangat rentan terkena penyakit kuning atau jaundice. Kemudian BilR baru muncul ketika bayi sudah berusia satu tahun.
Â
Bilirubin reduktase (BilR)
Bilirubin merupakan produk sampingan dari sel darah merah yang memudar warnanya ketika lewat usia enam bulan.
Dalam level yang sedang, bilirubin berfungsi sebagai antioksidan sehingga potensi manfaat kesehatannya sangat besar.
Sebaliknya jika konsentrasi serum bilirubin dalam tubuh meningkat, ini justru dapat menjadi racun bagi tubuh. Yakni dapat menyebabkan penyakit kuning, hingga menimbulkan kerusakan saraf.
Karenanya, menjaga metabolisme produksi bilirubin dan mikrobiota usus sangat penting. Salah satu upayanya yakni direduksi atau dikurangi dengan cara dikeluarkan dari tubuh.
Bersamaan dengan molekul organik lain dalam empedu seperti kolesterol dan asam empedu, bilirubin kemudian disekresi ke dalam usus untuk dikeluarkan atau diserap kembali oleh tubuh.
Selain menjawab misteri mengapa urin berwarna kuning, temuan adanya enzim BilR semakin memperkuat bukti peran mikroorganisme usus dalam metabolisme bilirubin.
Peneliti juga berhipotesis tidak adanya bilirubin reduktase dapat menyebabkan penyakit kuning pada bayi dan pembentukan batu empedu.
Temuan enzim BilR juga dianggap sebagai pintu masuk untuk menginvestigasi bagaimana keberadaan bakteri di usus memiliki dampak besar terhadap peredaran kadar bilirubin, termasuk gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkannya yakni penyakit kuning.
Â
Advertisement
Kenali 7 Warna Air Kencing
Warna air kencing alias urin bisa dijadikan indikator kesehatan. Pada prinsipnya semakin warna kuning di urine terlihat muda atau memudar, artinya sedang dalam kondisi terhidrasi dengan baik.
Urine mengandung pigmen kuning, itu sebabnya sekalipun kamu hidrasi, warna kuning itu tetap ada di air kencing .
Terlebih saat sedang dehidrasi, warna air kencing akan terlihat kuning tua atau bahkan cokelat muda.
Selain itu, warna urine juga bisa dipengaruhi oleh makanan dan obat yang konsumsi. Karena pigmen dari kedua substansi ini akan dikeluarkan saat buang air kecil. Berikut ini adalah 7 warna urine dan penjelasannya:
1. Bening
Warna air kencing yang bening menunjukkan jika Anda minum air lebih banyak daripada asupan yang direkomendasikan.
Memastikan tubuh tetap hidrasi memang hal yang baik, tapi kalau terlalu banyak minum, efek negatifnya adalah elektrolit juga terbuang dari tubuh.
Jangan khawatir kalau warna urine terlihat bening untuk beberapa saat. Kurangilah asupan cairan kalau warna air kencing yang bening ini berlangsung cukup lama.
2. Kekuningan
Pada umumnya, spektrum warna urine adalah kuning muda. Pigmen warna ini semakin terkikis seiring dengan semakin banyak minum air.
Urochrome atau standar warna urine ini dihasilkan oleh tubuh lewat proses pemecahan hemoglobin atau protein yang mengangkut oksigen di seluruh sel darah merah.
Pada kondisi yang umum, warna air kencing tergantung dari seberapa jauh pigmen ini bisa dicairkan. Ketika memiliki banyak vitamin B di dalam aliran darah, urine akan cenderung berwarna kuning neon.
3. Merah atau merah muda
Urine bisa berwarna merah atau merah muda apabila memakan buah yang memiliki pigmen warna alaminya merah tua atau magenta. Buah-buahan tersebut di antaranya Buah bit, Rhubarb dan Blueberry.
Urine yang memiliki warna seperti ini juga bisa jadi disebabkan masalah kesehatan. Beberapa masalah kesehatan dapat membuat darah terlihat di air kencing merupakan gejala dari hematuria.
Masalah kesehatan lainnya termasuk pembengkakan prostat, batu ginjal, tumor di buli-buli dan ginjal.
4. Oranye
Jika urine terlihat oranye, maka ini bisa jadi gejala dari dehidrasi. Tapi kondisi ini bisa saja terjadi karena ada masalah pada empedu dan lever. Apalagi kalau kotoran atau feses Anda pun berwarna pucat.
Selain itu, penyakit jaundice atau kuning juga bisa jadi penyebab warna oranye pada air kencing.
5. Biru atau hijau
Warna biru atau hijau pada urine dapat disebabkan oleh pewarna makanan. Selain itu, warna ini juga bisa disebabkan oleh pewarna yang digunakan dalam uji coba tindakan medis di ginjal atau buli-buli kamu.
Selain itu, infeksi bakteri pseudomonas aeruginosa juga bisa menjadi penyebab berubahnya warna urine menjadi biru, hijau atau bahkan ungu nila.
Secara umum, warna-warna ini sangat jarang terjadi dan selalu dikaitkan dengan asupan makanan.
6. Cokelat gelap
Pada banyak kasus, air kencing yang berwarna cokelat gelap menunjukkan adanya masalah dehidrasi.
Warna ini juga bisa disebabkan oleh efek samping dari pengobatan tertentu seperti metronidazole dan chloroquine.
Kalau terlalu banyak makan rhubarb, lidah buaya atau kacang fava, air kencing pun dapat berwarna cokelat kegelapan.
Selain itu, warna urine yang satu ini juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan yang disebut porphyria.
Kondisi kesehatan itu dapat menyebabkan penumpukan zat kimia di aliran darah sehingga warna urine dapat berubah menjadi cokelat kegelapan.
Anda juga harus waspada terhadap penyakit lever karena empedu bisa saja masuk ke dalam urine dan merubah warnanya.
7. Warna keruh
Jika air kencing berwarna keruh, itu bisa jadi pertanda adanya infeksi saluran kemih. Warna ini juga bisa karena gejala penyakit kronis dan masalah di ginjal, meskipun warna ini juga bisa jadi hanya tanda jika sedang dehidrasi.
Urine yang keruh dan keluar dengan buih disebut juga dengan pneumaturia. Kondisi ini bisa jadi gejala dari masalah kesehatan yang serius.
Beberapa penyakit yang gejalanya demikian adalah Crohn’s disease atau diverticulitis. Meskipun demikian, dokter terkadang tidak bisa menjelaskan penyebab urine yang juga mengeluarkan buih seperti ini.
Itulah tujuh warna air kencing yang dapat melihat indikasi kesehatan tubuh Anda. Dalam kondisi cuaca panas ekstrem saat ini, alangkah lebih baik jika tubuh terhidarsi dengan baik.
Jangan lupa membawa bekal air minum dimanapun Anda beraktivitas. Tetap semangat, jaga kesehatan dan jangan lupa berdoa.