APBD Terbatas, Begini Cara Pj Gubernur Sulbar Putus Mata Rantai Kemiskinan

Tidak mungkin membangun daerah dengan mengandalkan APBD, untuk memutus mata rantai kemiskinan memerlukan alat dan metode yang benar

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 25 Jul 2024, 08:06 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 15:00 WIB
Pj Gubernur Sulbar
Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin dialog bersama masyarakat (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Mamuju - Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin melakukan kunjungan silaturahmi dan berdialog langsung dengan masyarakat Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa, di Kantor Camat Aralle, Rabu (24/07/24).

Bahkan di Aralle, Pj Bahtiar memilih menginap di rumah salah seorang warga Aralle demi memahami psikologi masyarakat. Kunjungan ke Kantor Camat Aralle sekaligus menyerahkan bantuan sosial serta bantuan pangan kepada masyarakat, sekaligus melakukan penanaman pohon dan dilanjutkan dengan dialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat.

Dihadapan warga, Bahtiar mengatakan, sengaja turun dan menginap di Aralle untuk mendengar langsung kendala dihadapi masyarakat dan memberi gambaran terkait kondisi daerah saat ini. Kata dia, kondisi APBD terbatas maka tidak mungkin membangun daerah dengan mengandalkan APBD. Sehingga untuk memutus mata rantai kemiskinan memerlukan alat dan metode yang benar, serta menyesuaikan menyesuaikan kondisi objektif masyarakat.

"Cek APBD Sulbar, perencanaan yang dijalankan tahun ini itu tidak ada apa, saya sebagai Penjabat Gubernur kesulitan membantu masyarakat. Karena program kita sudah habis dan tidak fokus langsung kepada masyarakat. Bahkan saya bawa bibit bibit ini upaya mandiri tidak ada satu persen pun dari APBD," ucap Bahtiar. 

Namun, Bahtiar tak ingin kehabisan akal untuk membantu masyarakat tidak lagi berputar pada kondisinyang sama seperti sepuluh tahun sebelumnya, harus ada perubahan signifikan.

"Tidak boleh lagi dibiarkan keadaan ini terus berulang dari tahun ketahun, dan APBD kita yang kecil ini harus fokus memutus mata rantai kemiskinan. Tahun berikutnya harus ada perubahan angka signifikan, kalau tidak artinya kita tidak fokus bekerja, kita merencanakan program tidak sesuai kebutuhan rakyat tetapi selerah pribadi pejabat pejabat..inilah model managmen pemerintahan yang sedang saya gerakkan , berkesusuaian dengan kebutuhan objektif masyarakat bawah bukan selerah kita orang per orang," kata Bahtiar. 

Solusi Bahtiar kepada masyarakat Aralle adalah pengembangan sektor pertanian dan budidaya perikanan menggunakan skema KUR. Hanya saja harus berskala besar sehingga hasilnya tidak habis sekedar dijadikan konsumtif.

"Mamasa sangat Subur, PH tanah di atas 7-8. Artinya basah terus sepanjang tahun, ditanam apa saja tumbuh, ini bersukur betulq. Dengan potensi itu maka masyarakat harus mengembangkan sektor perkebunan, pertanian, dan budidaya ikan tawar." ucap Bahtiar. 

Muhtar, warga Kecamatan Aralle berterima kasih atas bantuan yang diberikan Pj Gubernur. Dia pun berharap pemerintah terus memberikan dukungan terhadap sektor pertanian, khususnya di Aralle

"Kami disini petani, jadi semoga perhatian ke petani ini terus ditingkatkan, seperti bantuan pupuk dan bibit," ucap Muhtar

berlangsungnya dialog, beberapa kepala desa hadir dan memberikan pertanyaan terkait skema KUR. Merespon hal itu PJ Bahtiar meyakinkan dengan menghadirkan langsung pihak perbankan serta metode untuk penggunaan skema KUR.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya