Liputan6.com, Surabaya - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, pihaknya akan mengikuti proses yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait penggeledahan kantor Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jatim.
"Ya kita ikuti saja prosesnya, itu kan bagian dari mencari data. Ini Pak Sekda dan kepala bironya membantu semua data dan informasi yang dibutuhkan KPK untuk kelancaran penyidikan dan seterusnya," ujar Adhy di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (16/8/2024).
Adhy Karyono mengaku belum mengetahui secara pasti data tahun berapa yang dicari penyidik komisi antirasuah tersebut.
Advertisement
"Saya belum tahu, belum ada laporan," ucapnya.
Selain itu, Adhy menyatakan juga belum mengetahui apa saja yang diamankan oleh pihak KPK. Dia pun mengemukakan belum berkomunikasi dengan Kepala Biro Kesra Provinsi Jatim.
Mengenai penyidik yang mengamankan satu koper saat penggeledahan, Adhy juga mengaku belum mengetahui secara pasti.
"Saya belum tahu. Yang jelas tadi ada laporan penggeledahan, mencari data dokumen yang dibutuhkan dalam rangka untuk melengkapi penyidikan," ujar Adhy.
Terpisah, Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan kegiatan penggeledahan tersebut.
"Benar, ada kegiatan penggeledahan KPK di Pemprov Jatim terkait perkara dana hibah," ucapnya.
Tessa mengatakan dirinya belum bisa memberikan informasi lebih detail soal kegiatan tersebut, termasuk soal ruang mana saja yang digeledah.
Bawa Satu Koper Barang Bukti
Diketahui, anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membawa satu koper warna merah usai melakukan penggeledahan selama delapan jam di Kantor Sekertaris Daerah (Setda) Provinsi Jawa Timur.
Beberapa petugas meninggalkan Kantor Setda itu sekitar pukul 16.05 WIB. Semuanya mengendarai tiga Innova hitam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Koper berwarna merah dibawa oleh petugas anti rasuah dan dimasukkan ke dalam bagasi Innova hitam. Sementara petugas lain tampak memakai tas ransel.
Advertisement