Liputan6.com, DIY Tingginya kebutuhan daging untuk industri kuliner berbahan daging di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta belum mampu diatasi peternak lokal. Kebutuhan kambing atau domba hidup mencapai 700-800 ekor per hari, 90 persennya didatangkan dari luar Bantul.
Pola kemitraan berprinsip ‘Rakyat Membantu Rakyat’, dikenalkan ke masyarakat Bantul dengan target 600 titik yang rata-rata satu kandang berisi 100 ekor kambing atau domba. Diharapkan ini menjadi lapangan pekerjaan baru untuk menumbuhkan pusat perekonomian di desa.
Advertisement
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo menyebut saat ini tercatat ada 200 warung kuliner berbahan daging. Satu warung besar dalam sehari membutuhkan 60 ekor kambing atau domba muda berusia tiga sampai empat bulan.
Advertisement
Baca Juga
“Saat ini populasi kambing maupun domba di Bantul mencapai 70 ribu ekor. Namun angka ini belum mampu mencukupi kebutuhan industri kuliner daging. Berbagai program yang kita geber sejak 2017 seperti kawin suntik gratis belum signifikan hasilnya,” kata Joko, Sabtu (23/11/2024).
Sebagai upaya meningkatkan produksi ternak untuk kuliner, Joko menyatakan pihaknya membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor. Mereka akan diarahkan untuk beternak di kawasan perbukitan yang tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Piyungan, Pundong, dan Pajangan.
Keberadaan kandang-kandang di wilayah tersebut sebagai upaya memperbaiki mutu tanah. Sedangkan untuk pakan, Joko menyebut sepanjang pinggiran sungai Opak maupun Progo masih mencukupi untuk pemenuhan hijauan makanan ternak (HMT).
Melihat besarnya potensi pasar bagi peternakan kambing atau domba, di hari terakhir kampanye, pasangan nomor urut satu Pilkada Serentak 2024 Bantul Untoro Hariadi – Wahyudi Anggoro Hadi memperkenalkan konsep baru berternak.
“Program ternak ‘Rakyat Membantu Rakyat’ adalah konsep peternakan yang modalnya diperoleh dari rakyat, dipergunakan rakyat dan hasilnya untuk rakyat,” kata Untoro saat peresmian kandang di Kecamatan Piyungan, Sabtu (23/11/2024).
Dipaparkannya, ini merupakan program berkelanjutan yang akan terus dimasifkan ke masyarakat untuk memenuhi kebutuhan daging. Bersama timnya, dirinya menargetkan setahun kedepan akan tumbuh 600 kandang baru.
Secara teknis, Wahyudi mengungkapkan program ternak kambing ini merupakan satu program prioritas dalam gerakan ‘Satu Desa Satu Entrepreneur’ yang akan diterapkan di Bantul.
“Modal kita dapatkan dari koperasi yang beranggotakan sepuluh ribu anggota warga Bantul. Kita mengkonsolidasikan kekuatan ekonomi, kita investasikan pada masyarakat desa lewat peternakan, dan kita bagi hasil dalam penjualan,” terangnya.
‘Satu Desa Satu Entrepreneur’ yang digagas Untoro-Wahyudi adalah upaya mendorong kehadiran satu pusat ekonomi di pedesaan yang mampu memberi kesempatan kerja bagi kelompok rentan, difabel, pemuda putus sekolah dan perempuan kepala rumah tangga.
“Kita berharap ini akan menjadi lapangan kerja bagi generasi muda dalam berwirausaha. Program ini kami anggap sebagai jawaban atas stagnasi ekonomi dan harapan anak-anak muda akan masa depan,” terang Wahyudi.