Kue-Kue Tradisional Khas Sumatera Barat yang Mulai Sulit Ditemui

Berubahnya zaman dan pola konsumsi masyarakat, keberadaan kue tradisional ini makin terpinggirkan.

oleh Novia Harlina diperbarui 08 Jan 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2025, 07:00 WIB
Lompong sagu. (ist)
Lompong sagu. (ist)

Liputan6.com, Padang - Sumatera Barat tidak hanya dikenal dengan kuliner rendang atau gulai yang lezat, tetapi juga ragam kue tradisionalnya.

Sayangnya, beberapa kue khas Minangkabau kini mulai jarang dijumpai. Kue-kue ini dulu sering hadir di acara adat, perayaan, atau sekadar sebagai camilan sehari-hari.

Namun, dengan berubahnya zaman dan pola konsumsi masyarakat, keberadaan kue tradisional ini makin terpinggirkan.

Apa saja kue tradisional Minangkabau yang mulai langka? Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:

1. Lompong Sagu

Lompong sagu adalah salah satu kue khas Minang yang kini jarang terlihat. Terbuat dari tepung sagu, pisang kepok, kelapa parut, dan gula aren, kue ini memiliki rasa manis alami dengan tekstur lembut yang berpadu dengan aroma khas daun pisang panggang.

Cara pembuatannya cukup unik, yaitu dipanggang di atas bara api. Kue ini biasanya menjadi pilihan camilan saat bersantai. Sayangnya, karena pembuatannya yang memerlukan waktu dan keahlian khusus, lompong sagu semakin sulit ditemukan.

2. Pinyaram

Pinyaram adalah kue tradisional yang sangat lekat dengan perayaan adat dan keagamaan di Minangkabau, seperti Lebaran atau pesta adat. Kue ini dibuat dari campuran tepung beras dan gula, kemudian digoreng hingga berbentuk bulat dengan bagian tengah yang agak tebal.

Meskipun masih bisa ditemukan, kue pinyaram kini hanya dijual di daerah tertentu, seperti Kayu Tanam, yang menjadi pusat produksi pinyaram.

Varian rasa modern, seperti durian dan pisang, mulai bermunculan, tetapi keaslian kue ini tetap terjaga.

 

3. Kacimuih

Pinyaram. (ist)
Pinyaram. (ist)

Kacimuih adalah jajanan sederhana berbahan dasar singkong parut yang dikukus, kemudian disajikan dengan taburan kelapa parut dan gula.

Gula yang digunakan bisa berupa gula pasir atau gula merah, memberikan pilihan rasa yang khas. Tekstur kacimuih yang lembut dan rasa gurihnya membuatnya digemari di masa lalu.

Namun, kini kacimuih semakin sulit ditemukan karena jajanan modern yang lebih praktis telah menggantikannya.

4. Lapek Sagan

Lapek sagan adalah kue tradisional yang terbuat dari campuran beras ketan, kelapa, pisang, gula pasir, dan sedikit garam. Adonan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang dan direbus hingga matang.

Lapek sagan memiliki cita rasa manis dan gurih yang pas sebagai camilan atau teman minum teh.

Namun, seperti kue tradisional lainnya, lapek sagan juga mulai jarang dibuat karena generasi muda lebih tertarik pada makanan instan atau camilan modern.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya