Liputan6.com, Jakarta PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) membukukan rugi yang dapat diatribusikan (ditanggungkan) kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 12,72 triliun pada 2013. Padahal perseroan sempat untung Rp 127,77 miliar pada 2012.
Rugi itu terjadi lantaran pendapatan bersih jeblok 66,32% menjadi Rp 5,21 triliun pada 2013. Bila dibandingkan pendapatan bersih perseroan pada 2012 mencapai Rp 15,47 triliun.
Mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan kenaikan rugi selisih kurs mencapai Rp 1,02 triliun pada 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 182,15 juta. Selain itu, beban penjualan naik menjadi Rp 204,03 juta pada 2013.
Advertisement
Perseroan juga mencatatkan saham Bakrie Petroleum International Pte Ltd sebesar 10% kepada Altex Investment Ltd pada 17 September 2012. Oleh karena itu, Bakrie Energy International kehilangan kontrol atas Bakrie Petroleum International Pte Ltd, tetapi masih memiliki pengaruh signifikan.
Selain itu, rugi penurunan nilai investasi jangka pendek mencapai Rp 5,38 triliun pada 2013. Perseroan juga mencatatkan total liabilitas naik 36,20% menjadi Rp 13,89 triliun pada 31 Desember 2013 dari periode 31 Desember 2012 senilai Rp 10,19 triliun.
Adapun total aset perseroan turun menjadi Rp 11,86 triliun pada 2013. Perseroan mengantongi kas dan setara kas mencapai Rp 172,02 juta pada 31 Desember 2013.