Neraca Perdagangan China Selamatkan IHSG dari Zona Merah

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 700 miliar.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Sep 2015, 16:14 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2015, 16:14 WIB
Ilustrasi IHSG
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu masuk ke zona hijau pada penutupan perdagangan saham Selasa (8/9/2015), setelah pada sesi pertama terus berada di zona merah. Membaiknya neraca perdagangan China menjadi penopang penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG menguat 17,22 poin (0,40 persen) ke level 4.318,59. Indeks saham LQ45 menguat 0,37 persen ke level 726,62. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau pada Selasa pekan ini.

Ada sebanyak 160 saham menguat sehingga membuat IHSG mampu bertahan di zona hijau. Sedangkan 97 saham melemah. Sementara itu, 82 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 206.044 kali dengan volume perdagangan saham 4,98 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,48 triliun.

Secara sektoral, dari sepuluh sektor saham pembentuk indeks, dua diantaranya melemah dan sisanya berada di zona hijau. Sektor yang melemah adalah consumer goods yang turun 0,82 persen dan sektor manufaktur yang turun 0,07 persen. Sedangkan sektor yang mengalami penguatan tertinggi adalah konstruksi yang naik 1,98 persen.

Meski IHSG menghijau, investor asing cenderung melakukan aksi jual. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 700 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 700 miliar.

Saham-saham yang mendorong pergerakan indeks pada hari ini antara lain saham INDX naik 23,44 persen ke level Rp 316 per saham, saham PSAB menguat 15,79 persen ke level Rp 660 per saham, dan saham LMPI mendaki 14,55 persen ke level Rp 126 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham MTSM melemah 10 persen ke level Rp 360 per saham, saham KOBX tergelincir 8,89 persen ke level 123 per saham, dan saham JPRS turun 8,61 persen ke level Rp 138 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menjelaskan, membaiknya IHSG pada perdagangan hari ini lebih disebabkan oleh sentimen luar. Meksipun angka ekspor China melambat, namun neraca perdagangan negara tersebut masih mencatatkan level positif. Hal tersebut mendorong indeks Hang Seng untuk melaju.

"Dari dalam negeri sendiri belum ada data yang bisa mendukung penguatan. Rencana dirilisnya paket kebijakan juga belum terlihat bisa mendukung IHSG" tambahnya.

Satrio menjelaskan, level IHSG pada penutupan hari ni masih cukup jauh dari target resistance yang berada di level 4.360. Oleh karena itu, juga memang sentimen dari luar masih mendukung dan ditambah dengan keluarnya paket kebijakan yang bisa disambut positif oleh pasar IHSG bakal kembali menguat. (Gdn/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya