Liputan6.com, Jakarta - Mengawali perdagangan saham di Oktober 2015 ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis mengikuti gerak bursa Asia dan Wall Street. Investor akan fokus pada rilis data inflasi.
Pada praperdagangan saham, Kamis (1/10/2015), IHSG menguat tipis 7,50 poin (0,18 persen) ke level 4.231,41. Indeks saham LQ45 menguat 0,27 persen ke level 706,93. Sebagian besar indeks saham acuan menguat pada pagi ini. Hanya indeks JII yang mengalami pelemahan 0,04 persen.
Penguatan IHSG berlanjut pada pembukaan pukul 09.00 WIB. IHSG naik tipis 10,05 poin (0,24 persen) ke level 4.234,31. Indeks saham LQ45 naik 0,33 persen ke level 707,55.
Sebanyak 76 saham menguat sehingga mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 25 saham berada di zona merah dan 46 saham lainnya diam di tempat.
Di awal sesi, IHSG menyentuh level tertinggi 4.236,95 dan terendah 4.231,38. Total frekuensi perdagangan saham cukup rendah sekitar 4.785 kali dengan volume perdagangan 148,10 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 171,35 miliar.
Dari 10 sektor saham pembentuk indeks, tujuh sektor menguat dan tiga lain melemah. Sektor yang melemah antara lain aneka industri yang turun 0,01 persen, infrastruktur yang melemah 0,33 persen dan perdagangan yang turun 0,04 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 8 miliar, sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 8 miliar.
Saham-saham yang menguat pada hari ini antara lain saham AHAP naik 11,11 persen ke level Rp 160 per saham, saham KKGI menguat 10,29 persen ke level Rp 750 per saham, dan saham NIRO mendaki 7,91 persen ke level Rp 150 per saham.
Adapun saham yang tertekan antara lain Saham SRAJ turun 10 persen ke level Rp 216 per saham, saham DAJK melemah 9,89 persen ke level Rp 401 per saham, dan saham DGST merosot 8,70 persen ke level Rp 63 per saham.
Analis PT BNI Securities Thendra Crisnanda menjelaskan, mayoritas indeks global ditutup dalam teritori positif dalam perdagangan kemarin malam. Dow Jones ditutup menguat signifikan ke level 16.284 sedangkan indeks Zona Euro mengalami peningkatan signifikan rata–rata di atas 2 persen.
Penguatan indeks global ditopang oleh rilis data tenaga kerja sektor swasta di Amerika Serikat yang mengalami penambahan sebesar 200 ribu pada Kuartal III 2015 berada di atas ekspektasi yaitu 190 ribu.
Dari pasar domestik, IHSG bergerak fluktuatif pada perdagangan kemarin dan ditutup pada level 4.223. Fokus para investor pada hari ini tertuju pada rilis data inflasi pada kuartal III 2015 yang diestimasikan akan mengalami penurunan.
"Data inflasi bulanan diestimasikan turun dari 0,39 persen menjadi 0,11 persen (MoM) dan inflasi tahunan juga turun dari 7,18 persen menjadi 7 oersen (yoy)," jelasnya.
BNI Securities menilai bahwa IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan terbatas tetapi rawan terjadi profit taking. IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 4.186 – 4.242.
Saham pilihan kami adalah BBCA, UNTR, LPPF, SSMS, PWON, WSKT, INCO dan ERAA. (Gdn/Zul)
Menunggu Data Inflasi, IHSG Dibuka Naik Tipis
Pada hari ini, IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 4.186 – 4.242.
diperbarui 01 Okt 2015, 09:14 WIBDiterbitkan 01 Okt 2015, 09:14 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menko AHY Minta ATR/BPN Investigasi Masalah Pagar Laut Secara Tuntas
Mendagri Sebut Presiden Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada Serentak Segera Dilantik dan Bekerja
Tanpa Ribet, Begini Cara Ampuh Hilangkan Kerak WC dengan 2 Bahan Dapur Saja
Fungsi BIOS: Peran Penting dalam Sistem Komputer
Puasa Syaban 2025 Jatuh pada Tanggal Berapa? Panduan Lengkap Amalan & Keutamaannya
KKP Amankan 2 Kapal Pemicu Konflik di Laut Aru
Perusahaan Korea Ini Akuisisi 40% Saham Bank Nobu, Begini Rinciannya
Yura Yunita Siap Gelar Konser Bingah, Persembahan Spesial untuk Para Penggemar
VIDEO: Kementan Tetapkan Harga Singkong Jadi 1.350 per Kilogram
Hasil Thailand Masters 2025: Main Lepas, Putri KW Tembus Semifinal
Hasil Drawing Liga Europa: AS Roma Ditantang FC Porto
8 PNS Dipecat Gara-Gara Narkoba hingga Kumpul Kebo