Laju IHSG Diprediksi Bervariasi Sambut Awal Pekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 4.550-4.650 pada perdagangan saham Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Okt 2015, 07:20 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2015, 07:20 WIB
20150910- Bursa Efek Indonesia-Jakarta
Karyawan tengah memantau pergerakan indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 14.329 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bervariasi pada awal pekan ini. Sentimen nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan menunggu hasil data ekonomi makro pada pekan ini mempengaruhi laju IHSG.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan IHSG akan bervariasi dengan kisaran resistance 4.650 dan support 4.550. Saat ini pelaku pasar masih menunggu sentimen baru di pasar modal. Akan tetapi, sentimen positif yang mengangkat IHSG antara lain kenaikan harga minyak dunia dan kondisi bursa saham regional positif.

"Pelaku pasar juga menanti rilis suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate dan neraca perdagangan. Diprediksi neraca perdagangan masih surplus," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Senin (12/10/2015).

Satrio juga memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih membayangi IHSG. Meski rupiah ada tren penguatan dalam jangka pendek tak terlalu besar. "Saat ini ada harapan BI dapat menurunkan suku bunganya," tambah Satrio.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG berpotensi membentuk level resistance 4.749 dalam waktu dekat. Hal itu terjadi bila level support 4.484 dapat dipertahankan dengan baik.

"Optimisme mulai terbentuk dalam perbaikan ekonomi yang tertuang dalam paket kebijakan ekonomi berpotensi untuk mendorong IHSG mengaut. Apalagi dalam jangka pendek IHSG sudah terkonfirmasi uptren," kata William.

Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk dicermati pelaku pasar.

Sedangkan Satrio memilih saham perbankan dan konstruksi untuk dicermati pelaku pasar. Saham-saham bank jadi pilihannya seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk.

"Kalau saham konstruksi melihat penyelesaian rights issue PT Adhi Karya Tbk, kita lihat bagaimana pergerakan saham PT Adhi Karya Tbk usai rights issue," kata Satrio. (Ahm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya