Cerita Warren Buffet Indonesia Hadapi IHSG Bergejolak

"Warren Buffet" Indonesia Lo Kheng Hong membagikan tips ketika berinvestasi saham di pasar modal.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Nov 2015, 16:01 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2015, 16:01 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif sepanjang 2015. IHSG sempat cetak sejarah tertinggi di pasar modal Indonesia mencapai level 5.523 pada 7 April 2015.

Akan tetapi, IHSG terus merosot hingga sempat sentuh 4.163 pada 24 Agustus 2015. Secara year to date, IHSG turun 12,63 persen menjadi 4.566 pada penutupan perdagangan saham Jumat 6 November 2015. Investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 18 triliun sepanjang 2015.

Sepuluh sektor saham pun kompak melemah. Sektor saham pertambangan memimpin penurunan terbesar sepanjang 2015, dengan susut  30,61 persen, lalu disusul sektor saham industri dasar dan kimia turun 28,24 persen, dan sektor saham perkebunan merosot  24,79 persen. 

Lalu melihat kondisi itu, bagaimana salah satu investor yang disebut juga "Warren Buffet" Indonesia Lo Kheng Hong hadapi IHSG bergejolak pada 2015?

Lo Kheng Hong mengatakan, ada sejumlah faktor membuat IHSG bergerak fluktuasi sepanjang 2015. Faktor itu berasal dari faktor internal dan eksternal antara lain bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve hendak menaikkan suku bunga, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

Ditambah laba perusahaan publik yang turun dan harga saham terlampau mahal.“Selain itu ekonomi Indonesia melambat seiring daya beli berkurang dan investor asing menjual sahamnya di Indonesia turut menekan IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (8/11/2015).

Meski IHSG berfluktaktif tak membuat Lo Kheng Hong menjadi kuatir. Bahkan situasi IHSG tertekan menjadikan peluang untuk membeli saham-saham perusahaan yang bagus dengan harga murah.

“Bukan sebaliknya menjual saham ketika turun, setelah membeli kemudian menyimpannya menunggu dengan sabar hingga IHSG kembali naik, dan akan memperoleh keuntungan besar,” kata Lo Kheng Hong.

Lo Kheng Hong bahkan memegang salah satu petuah dari investor pasar modal dunia terkenal Warren Buffet. “Be greedy when the others are fearfull,” tutur Lo Kheng Hong.

Ia pun membagikan tips untuk berinvestasi di pasar modal terutama ketika memilih saham. Ia mengatakan, pada saat memilih saham yang menjadi pertimbangan antara lain pertama, manajemen perusahaan.

"Apakah perusahaan dikelola oleh orang yang jujur, profesional dan berintegritas," kata Lo Kheng Hong.

Kedua, investor juga perlu memperhatikan sektor usaha. "Apakah perusahaan dalam sektor usaha yang baik, laba yang besar, pertumbuhan, valuasi harga murah, dan nilai intrinsik perusahaan lebih tinggi dari pada nilai pasar," kata Lo Kheng Hong.

Ia pun optimistis terhadap kondisi pasar modal Indonesia ke depan. Sehingga ia tidak khawatir dengan kondisi pasar modal bergejolak lantaran dapat menemukan perusahaan bagus dan murah.

"Hampir seluruh uang saya sudah dibelikan saham. Mengapa seluruh uang saya belikan saham, karena saya menemukan perusahaan yang bagus dan murah,” kata Lo Kheng Hong. (Ahm/Igw)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya