Sentimen Positif Dalam Negeri Dorong IHSG Naik 58,76 Poin

Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 200 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 200 miliar.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Nov 2015, 16:17 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2015, 16:17 WIB
Ilustrasi IHSG 3
Ilustrasi IHSG

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berlabuh di zona hijau pada penutupan perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan IHSG dipicu sentimen dari dalam negeri. 

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (17/11/2015), IHSG menguat 58,76 poin atau 1,32 persen ke level 4.500,94. Indeks saham LQ45 naik 1,91 persen ke level 770,95. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 4.520,69 dan terendah 4.474,52. Ada sebanyak 164 saham mengat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 103 saham memerah dan 79 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 218.030 kali dengan volume perdagangan saham 3,50 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,17 triliun.

Secara sektoral, dari sepuluh sektor saham, hanya ada satu sektor yang melemah yaitu sektor aneka industri yang turun 1,29 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 200 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 200 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham FAST naik 23,76 persen ke level Rp 1.250 per saham, disusul saham IIKP mendaki 21,35 persen ke level Rp 1.080 per saham, dan saham LAMI mendaki 12,74 persen ke level Rp 292 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham-saham JKSW turun 10 persen ke level Rp 72 per saham saham BSWD susut 9,93 persen ke level Rp 3.900 per saham, dan saham DPNS melemah 9,88 persen ke level Rp 365 per saham.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, saat ini kondisi dalam negeri sedang positif. Hal tersebut berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi surplus neraca perdagangan sebanyak US$ 1,01 miliar pada Oktober 2015.

Selain itu, pelaku pasar juga memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan kinerja emiten juga membaik. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya