Liputan6.com, Jakarta - Proses perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cukup lama untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offfering (IPO) sehingga mendorong anak usaha BUMN untuk IPO.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, IPO anak usaha BUMN relatif mudah karena tanpa harus persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Baca Juga
Dengan anak usaha BUMN IPO juga berdampak positif untuk pasar modal Indonesia. Apalagi saham perusahaan yang berkaitan dengan BUMN juga diminati investor.
Advertisement
"Saham BUMN sangat diminati. Perusahaan BUMN rutin bagi dividen. Dengan mereka melakukan IPO juga mendorong BUMN melaksanakan good corporate governance (GCG) dan kapitalisasi pasar saham juga meningkat," ujar David saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (23/2/2016).
Baca Juga
Seperti diketahui, saat ini ada sejumlah anak usaha BUMN yang telah melakukan IPO. Anak usaha BUMN itu antara lain PT PP Property Tbk (PPRO), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).
Tak berhenti di situ, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) pun sedang mengkaji dua anak usahanya untuk melakukan IPO antara lain PT Wijaya Karya Realty Tbk dan PT Wika Gedung.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Suradi Wongso menuturkan, kedua anak usaha WIKA tersebut didorong IPO mengingat kontribusi cukup baik ke perseroan. PT Wijaya Karya Realty diperkirakan dapat melakukan IPO pada kuartal IV 2016.
"Saat ini IPO Wika Realty masih tahap kajian financial advisor. Jumlah saham dilepas sekitar 30 persen, dan target nilainya masih dikaji," kata Suradi saat berbincang dengan Liputan6.com. (Ahm/Ndw)