Indeks Saham Jepang Bebani Bursa Saham Asia

Pelaku pasar menanti data ekonomi China dan pertemuan negara produsen minyak utama yang mempengaruhi bursa saham Asia.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Apr 2016, 08:39 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2016, 08:39 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang4
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Reli bursa saham Asia tertahan pada perdagangan saham Jumat pekan ini lantaran bursa saham Jepang melemah. Tekanan terhadap bursa saham Jepang itu dipengaruhi gempa berkekuatan 6,5 skala richter melanda negara tersebut pada Kamis.

Indeks saham MSCI Asia Pacific melemah 0,4 persen pada pukul 09.54 waktu Tokyo sehingga mengikis keuntungan mingguan berturut-turut menjadi 4,2 persen. Akan tetapi, performa ini masih terbaik sejak awal Maret.

Sementara itu, indeks saham Jepang Topix susut 0,5 persen setelah alami lonjakan lebih dari tujuh persen dalam tiga hari. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,2 persen. Gempa berkekuatan 6,5 SR melanda bagian selatan Jepang pada Kamis pekan ini.

Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,2 persen. Indeks saham Australia melawan arus dengan naik 0,1 persen.

 

Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 menguat 0,1 persen. Sektor saham konsumen dan perawatan kesehatan juga memimpin penurunan pertama dalam delapan hari. Yen juga melanjutkan penurunan.

Saat ini pelaku pasar juga menanti pertemuan produsen negara minyak di Doha pada akhir pekan ini. Pelaku pasar menanti petunjuk langkah produsen minyak utama untuk mengatasi penurunan harga minyak. Badan Energi Internasional mengatakan, kalau pasar minyak mentah global dalam kondisi menyeimbangkan penurunan harga.

Selain itu, pelaku pasar juga menanti rilis data ekonomi China pada kuartal I 2016. Ekonomi China diperkirakan tumbuh melambat menjadi 6,7 persen. Pemerintah menargetkan ekonomi China tumbuh 6,5 persen-7 persen pada 2016.

"Jelang pertemuan Dona dan data China memberikan investor alasan untuk wait and see. Kondisi ekonomi China dapat memberikan sentimen untuk harga komoditas," ujar Angus Nicholson, Analis IG Ltd seperti dikutip dari laman Bloomberg, Jumat (15/4/2016).

Di pasar uang, yen melemah 0,3 persen menjadi 109,69 per dolar Amerika Serikat (AS) sehingga mendorong penurunan menjadi 1,5 persen dalam sepekan.

Yuan sedikit berubah ke level 6,4949 per dolar AS. Analis Bank of Zealand Ltd Kymberly Martin menuturkan, hasil data ekonomi China lebih baik akan menjadi sentimen di akhir pekan.

"Hasil lebih baik dari perkiraan mungkin akan melihat sejumlah kenaikan imbal hasil surat utang dan mata uang sensitif terhadap dolar Australia dan Selandia Baru," kata Martin. (Ahm/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya