Liputan6.com, New York - Wall Street menguat pada akhir penutupan perdagangan Selasa (rabu pagi waktu Jakarta) ini. Pendorong penguatan Wall Street adalah saham-saham di sektor teknologi.
Mengutip Reuters, Rabu (22/6/2016), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 24,86 poin atau 0,14 persen ke angka 17.829,73. Indeks S&P 500 juga menguat 5,65 poin atau 0,27 persen ke angka 2.088,90 dan Indeks Nasdaq naik 6,55 poin atau 0,14 persen ke angka 4.843,76.
Microsoft memimpin penguatan dengan membukukan kenaikan 2,2 persen. Di belakang Microsoft adalah Apple yang sahamnya naik 0,8 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sentimen yang menjadi pendorong penguatan Wall Street adalah pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengenai pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Yellen cukup optimistis pertumbuhan ekonomi AS terus naik dan risiko resesi semakin mengecil.
Selain itu sentimen lain yang mempengaruhi gerak Wall Street adalah kekhawatiran akan referendum Inggris telah mereda. Pada Kamis waktu setempat warga Inggris akan menggelar jajak pendapat untuk menentukan apakah Inggris akan tetap bergabung dengan Uni Eropa atau tidak.
Sebagian besar pelaku pasar memang menginginkan agar Inggris tidak keluar dari Uni Eropa. "Masalah besar di pasar saat ini jelas dari Inggris. Sentimen terus berayun antara mendukung atau tidak mendukung langkah tersebut," jelas Rick Meckler, Direktur Utama LibertyView Capital Management, Jersey City, New Jersey.
Di luar itu, dalam laporan kebijakan moneter Bank Sentral AS menuliskan bahwa AS perlu menilik lagi valuasi beberapa saham. Dalam hitungan Bank Sentral AS, beberapa saham telah memiliki valuasi yang terlalu tinggi atau dalam kata mereka di atas rata-rata dalam 30 tahun terakhir.