Sektor Aneka Indusri Picu IHSG Merosot 23 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 23,17 poin ke level 5.397,82 pada Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Okt 2016, 16:16 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2016, 16:16 WIB
20150730-Bursa-Saham-Jakarta
Papan harga saham terpampang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Tekanan IHSG itu terjadi di tengah rilis laporan keuangan dan aliran dana investor asing mulai masuk.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (25/10/2016), IHSG turun 0,43 persen atau 23,17 poin ke level 5.397,82.Indeks saham LQ45 merosot 0,54 persen ke level 924,87. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Ada sebanyak 163 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 156 saham menguat. 96 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.436,20 dan terendah 5.397,82. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 273.066 kali dengan volume perdagangan 12,3 miliar. Nilai transaksi harian Rp 7,1 triliun.

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.436,20 dan terendah 5.397,82. Investor asing pun melakukan aksi beli sekitar Rp 175 miliar di pasar reguler. Tercatat posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 12.991.

Secara sektoral, sebagian sektor saham tertekan kecuali sektor saham perkebunan naik 0,50 persen dan sektor saham industri dasar mendaki 0,45 persen, serta sektor saham perdagangan 0,01 persen. Sedangkan sektor saham aneka industri merosot 1,31 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi turun 0,65 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,57 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BRMS naik 20 persen ke level Rp 72 per saham, saham FASW mendaki 20,28 persen ke level Rp 2.550 per saham, dan saham BAJA menanjak 13,10 persen ke level Rp 380 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham OKAS merosot 9,46 persen ke level Rp 67 per saham, saham CASS tergelincir 6,52 persen ke level Rp 860 per saham, dan saham BYAN turun 7,14 persen ke level Rp 6.500 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,17 persen ke level 23.565. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,52 persen ke level 2.037, indeks saham Singapura turun 0,01 persen ke level 2.856.

Sedangkan indeks saham yang menguat antara lain indeks saham Jepang Nikkei naik 0,76 persen ke level 17.365, indeks saham Shanghai mendaki 0,12 persen ke level 3.131,94, dan indeks saham Taiwan menguat 0,68 persen ke level 9.385.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG masih berada di fase konsolidasi. IHSG dipengaruhi katalis pelaku pasar menanti data ekonomi pada awal November dan aliran dana investor asing yang mulai bertahap masuk ke pasar modal Indonesia.

Ditambah pengaruh akhir bulan Oktober, dan William menilai pergerakan IHSG cenderung konsolidasi. "Dari eksternal, IHSG cenderung dipengaruhi harga komoditas terutama harga minyak kelapa sawit yang menguat. Harga batu bara dan minyak sudah naik tinggi perlu diwaspadai," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya