Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif dengan kencenderungan tertekan. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan IHSG di kisaran support 5.610 dan resistance 5.680.
Pada perdagangan saham kemarin IHSG ditutup melemah 9,19 poin ke level 5.644,3.
"Indeks sektor pertanian menjadi penekan dengan melemah 1,72 persen disusul indeks sektor properti yang turun 1,18 persen," kata Lanjar, di Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Baca Juga
Menurut dia, pelemahan ini disebabkan data penjualan ritel yang melemah. Itu sebagai indikasi jika daya beli masyarakat belum membaik.
"Data penjualan eceran yang mencerminkan daya beli masyarakat ritel dalam negeri jauh di bawah ekspektasi turun di level 3,7 persen dari 6,3 persen yang merupakan level terendah sejak tahun 2015 dengan ekspektasi naik naik 6,5 persen menjadi salah satu alasan investor melakukan aksi jual di awal pekan," ungkap dia.
Meski kemarin investor domestik cenderung melakukan aksi jual, investor asing justru banyak mengambil posisi beli.
"Investor asing masih tercatat nett buy cukup tinggi sebesar Rp 896,65 miliar," ujar dia.
Lanjar merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Timah Tbk (TINS), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak variatif di kisaran support 5.623 dan resistance 5.671. Saham pilihan Sinarmas Sekuritas antara lain, PT Sumarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).
Advertisement