Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjutkan kenaikan. Sejumlah sentimen internal seperti data ekonomi masih pengaruhi laju IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih memiliki kemampuan naik cukup besar dalam jangka pendek. Ini didukung aliran dana investor asing yang masih terus berlanjut. Ditambah rilis data ekonomi yang semakin menunjukkan kondisi inflasi terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kalau terjadi deflasi 0,02 persen pada Maret 2017.
Menurut Willian, data ekonomi positif dapat mendorong tingkat kepercayaan investor terhadap investasi di Indonesia makin baik. Jika terjadi koreksi di dalam perjalanan naik untuk IHSG maka momentum untuk akumulasi beli.
Advertisement
"IHSG akan bergerak di kisaran 5.561-5.676," ujar William, dalam ulasannya Rabu (5/4/2017).
Baca Juga
Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, sejumlah sektor saham akan mendorong penguatan IHSG pada Rabu pekan ini. Penguatan itu didorong sektor tambang dan keuangan. Ia menuturkan, harga batu bara cenderung naik akan mendukung emiten batu bara. Apalagi ada potensi gangguan ekspor batu bara dari Australia mengingat terjadinya angin topan debbie sehingga dapat ganggu suplai ekspor batu bara dari Australia.
Selain itu, sektor keuangan terutama bank menurut Aditya juga mendorong penguatan IHSG. Hal itu didorong sentimen pertumbuhan kredit dan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) membaik pada 2017.
"Kedua sektor saham itu jadi katalis positif untuk IHSG. Selain itu juga saham-saham unggulan seperti Astra International karena kondisi penjualan mobil membaik," kata Aditya saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan dari eksternal, Aditya menilai belum ada yang terlalu pengaruhi IHSG. Meski demikian, pelaku pasar mencermati pernyataan dari hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. "Donald Trump cenderung lakukan proteksionisme akan berdampak ke China, dan imbasnya ke ekonomi global termasuk emerging market. Ada komentar negatif imbas ke pasar kalau tidak ada maka bagus untuk pasar, tambah dia.
Dengan melihat kondisi itu, Aditya memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran support 5.600 dan resistance 5.710-5.715.
Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT PP Tbk (PTPP) untuk dicermati pelaku pasar.
Sedangkan Aditya memilih saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), serta PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).