Banteng Wulung Ikon Baru Bursa Efek Indonesia

Patung banteng kayu ini dibentuk dari fosil berusia 2,5 juta tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Agu 2017, 08:21 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2017, 08:21 WIB
Patung Banteng Wulung yang terpampang di depan BEI, Jakarta memiliki berat hingga 7 ton.(Liputan6.com/Septian Deny)
Patung Banteng Wulung yang terpampang di depan BEI, Jakarta memiliki berat hingga 7 ton.(Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Jakarta (BEI) menggelar acara kegiatan Stock Code Fun Walk dalam rangka peringatan 40 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia. Dalam kegiatan ini, BEI juga memperkenalkan Benteng Wulung sebagai capital market icon dan destinasi wisata finansial di Indonesia.

Dalam sambutannya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, Banteng Wulung tersebut memiliki makna tersendiri. Patung banteng kayu ini dibentuk dari fosil berusia 2,5 juta tahun. Patung yang terpampang di depan BEI tersebut memiliki berat hingga 7 ton.

"Kalau di negara lain terbuat dari perunggu. Tapi patung ini berusia lebih dari fosil 2,5 juta tahun asal Banten. Patung ini dibuat dari pemahat bali. Diambil dari cerita Pasundan bisa berwarna hitam bisa membawa kesejahtareaan. Ini seberat 7 ton di bawa dari Bali," ujar dia di BEI, Jakarta, Minggu (13/8/2017).

Melalui ikon baru ini, lanjut Tito, pihaknya berharap pasar modal Indonesia bisa terus berkembang dan lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian bisa meningkatkan literasi di pasar modal.

"Kita percaya bisa tingkatkan literasi inklusi. Kita juga akan menjadi saksi sejarah simbol banteng yang ditandatangan Jokowi. Banteng jadi karakter saham," ungkap dia.

Turun hadir dalam kegiatan ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso beserta para anggota DK OJK serta para pelaku usaha pasar modal.

Tonton video menarik berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya