Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal sesi perdagangan. Penguatan IHSG ini juga ikuti bursa saham Asia
Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 0,45 persen ke level 5793,23. Indeks saham LQ45 menguat ke level 961,7. Seluruh indeks saham acuan menguat.
Ada sebanyak 113 saham menguat sehingga mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 25 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah, dan 80 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level 5780,69, IHSG juga sempat berada di level tertinggi 5795,78 dan terendah 5780,69.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.593 kali dengan volume perdagangan 133,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 103,2 miliar. Investor asing melakukan aksi beli sebesar Rp 1,3 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.334.
Secara sektoral, seluruh sektor saham menguat dipimpin oleh saham aneka industri dengan penguatan 1,07 disusul oleh sektor saham manufaktur dengan penguatan 0,60
Saham-saham yang mencetak top gainers antara lain saham BRAM naik 19,83 persen ke level Rp 13.900 per saham, saham KBLV menanjak 12,36 persen ke level 1.000, dan saham INRU melonjak 9,09 persen ke level Rp 360 per saham.
Sedangkan saham-saham yang membukukan top losers antara lain saham GEMS susut 17,14 persen ke level Rp 2.320 per saham, saham CNTX merosot 5,63 persen ke level Rp 670 per saham, dan saham BUKK tergelincir 5,48 persen ke level Rp 1.035 per saham.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi melenggang ke zona hijau. Selain itu, perdagangan saham relatif pendek lantaran libur Kemerdekaan RI. IHSG akan bergerak di kisaran 5.753-5.845.
"Pergerakan IHSG terlihat akan menguji level support yang terlihat masih akan cukup kuat bertahan dengan target resistance yang masih terlihat akan mampu ditembus dalam beberapa mendatang," ujar William dalam ulasannya, Senin (14/8/2017).
Pergerakan IHSG ini senada dengan bursa saham Asia yang menguat setelah sebelumnya mengalami 3 sesi pelemahan berturut-turut.
Energi & Tambang