Sambut Reformasi Perpajakan, Wall Street Justru Melemah

Investor melakukan aksi ambil untung sehingga Wall Steet tertekan pada penutupan perdagangan Selasa.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Des 2017, 05:20 WIB
Diterbitkan 20 Des 2017, 05:20 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelaku pasar jauh-jauh hari telah melakukan penyesuaian terhadap rencana reformasi perpajakan.

Mengutip Reuters, Rabu (21/12/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 37,45 poin atau 0,15 persen menjadi 24,754.75. Untuk S&P 500 kehilangan 8,69 poin atau 0,32 persen menjadi 2.681,47. Sedangkan Nasdaq Composite turun 30,91 poin atau 0,44 persen menjadi 6.963,85.

Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui rencana perubahan Undang-Undang Perpajakan melalui pemungutan suara pada Selasa sore. Proses selanjutnya setelah persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat tersebut berada di tangan Senat.

Partai Republik cukup yakin bahwa reformasi perpajakan tersebut akan bisa selesai pembahasannya dan ditandatangani pada pekan ini.

Saham tertekan usai pemungutan suara. Hal tersebut terjadi karena pelaku pasar sudah melakukan penyesuaian terhadap sentimen reformasi perpajakan sebelumnya.

Oleh sebab itu, saat Rancanagn Undang-Undang tersebut disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat maka pelaku pasar melakukan aksi ambil untung.

"Tarif pajak sudah masih dalam perhitungan sebelumnya," jelas analis BMO Private Bank, Chicago, Jack Ablin. "Dengan sentimen pajak dan juga suku bunga maka pelaku pasar melakukan aksi ambil untung sehingga Wall Street tertekan," lanjut dia.

Dalam Rancanagan Undang-Undang tersebut mengusulkan penurunan tarif pajak perusahaan menjadi 21 persen dari sebelumnya 35 persen. Dengan adanya penurunan tarif tersebut maka akan terjadi peningkatan pendapatan perusahaan dan berpotensi berpengaruh ke laba perusahaan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bursa Indonesia

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di Indonesia pada penutupan perdagangan Selasa (19/12/2017), IHSG naik 33,70 poin atau 0,55 persen ke posisi 6.167,66. Indeks saham LQ45 melonjak 0,60 persen ke posisi 1.041,88. Sebagian besar indeks saham acuan melonjak.

Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.176,45 dan terendah 6.110,28. Ada sebanyak 156 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 167 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 139 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 312.613 kali dengan volume perdagangan saham 17,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 137,82 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.566.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian turun 0,33 persen, sektor saham industri dasar melemah 0,50 persen, sektor saham aneka industri tergelincir 0,02 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,71 persen.

Sektor tambang naik 1,97 persen, dan bukukan keuntungan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi melonjak 1,22 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,86 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya