Kebijakan Reformasi Pajak Berpeluang Lolos Bawa Wall Street Naik

Di Wall Street, indeks S P 500 dan Dow ditutup menguat untuk minggu keempat berturut-turut, sementara Nasdaq mencapai mingguan pertama.

oleh Nurmayanti diperbarui 16 Des 2017, 05:16 WIB
Diterbitkan 16 Des 2017, 05:16 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall street menguat dengan tiga indeks utama mencetak rekor, terpicu keyakinan jika kebijakan pemotongan pajak di Amerika Serikat (AS) akan mendapat cukup dukungan dari anggota parlemen untuk lolos.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 143,08 poin atau 0,58 persen menjadi 24.651,74. Sementara indeks S&P 500 naik 23,8 poin atau 0,90 persen menjadi 2.675,81 dan Nasdaq bertambah 80,06 poin atau 1,17 persen menjadi 6.936,58.

Tercatat, indeks S P 500 dan Dow ditutup menguat untuk minggu keempat berturut-turut, sementara Nasdaq mencapai kenaikan mingguan pertama.

Hanya sektor Energi pada indeks S & P, satu-satunya dari 11 saham yang berada di posisi merah dengan penurunan 0,03 persen. Sementara indeks teknologi dan kesehatan memimpin kenaikan masing-masing sebesar 1,24 dan 1,17 persen.

Indeks keuangan ditutup naik 1,04 persen. Ini karena Bank dipandang sebagai salah satu penerima manfaat reformasi pajak terbesar.

Anggota Kongres AS diharapkan untuk merilis rincian terakhir tentang rencana reformasi pajak pada Jumat. Keputusan direncanakan keluar pada pekan depan, setelah anggota parlemen yang sebelumnya mengkritik undang-undang pajak mulai menyuarakan dukungannya.

Senator Republikan Bob Corker bergabung dengan Senator Marco Rubio dalam memberikan dukungan terhadap rencana kebijakan pemotongan pajak.

Rubio sebelumnya mengkritik usulan awal pajak, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak memberikan keringanan pajak kepada keluarga pekerja. Sementara Corker, menyatakan prihatin tentang dampak RUU tersebut terhadap defisit federal.

RUU yang diusulkan diperkirakan akan menurunkan tingkat pajak perusahaan menjadi 21 persen dari 35 persen dan beberapa investor bertaruh bahwa sebagian besar perusahaan akan menghemat dana untuk mendorong pembayaran pemegang saham.

"Ini berpengaruh terhadap pemegang saham. Anda akan melihat kenaikan buyback saham, mungkin beberapa pembayaran dividen, "kata David Joy, Kepala Strategi Oasar Ameriprise Financial di Boston.

Paket pajak selama ini dinilai cenderung semakin menguntungkan pebisnis dan orang kaya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya