IHSG Menguat ke Posisi 6.386

Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Indeks saham LQ45 menguat 0,26 persen ke posisi 1.085,36.

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Jan 2018, 09:18 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2018, 09:18 WIB
IHSG Menguat.
Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau di awal pekan ini, mengikuti bursa Asia.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (15/1/2018), IHSG naik 9 poin atau 0,14 persen ke posisi  6.379,07. Kemudian pada pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 16,8 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.386,95.

Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Indeks saham LQ45 menguat 0,26 persen ke posisi 1.085,36.

Ada sebanyak 90 saham menguat sehingga mendorong kenaikan IHSG. Sebanyak 15 saham melemah dan 92 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.388,96 dan terendah 6.376,36.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.394 kali dengan volume perdagangan 91,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 57,4 miliar. Investor asing melakukan aksi beli Rp 1,22 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham tambang memimpin penguatan IHSG dengan naik 0,62 persen. Diikuti sektor saham infrastruktur menguat 0,57 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,37 persen. Adapun sektor yang  melemah hanya perkebunan sebesar 0,11 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham HDTX naik 5,99 persen ke posisi Rp 354, saham PBID melonjak 4,40 persen ke posisi Rp 95, dan saham PSAB menanjak 4,49 persen ke posisi Rp 575 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham CAMP turun 6,02 persen ke posisi Rp 785, saham INCI merosot 3,35 persen ke posisi Rp 404, dan saham IIKP susut 2,68 persen ke posisi Rp 290 per saham.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Bursa Asia Capai Level Tertinggi dalam Sejarah

Bursa Asia mencapai titik tertinggi bersejarahnya pada awal pekan ini, mengekor Wall Street yang memperpanjang rekor pada pekan kemarin.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tetap bertahan karena investor mengantisipasi risiko pengetatan kebijakan dari negara-negara di dunia.

Melansir laman Reuters, Senin (15/1/2018), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen menjadi 591,66. Sementara indeks utama Australia menguat 0,5 persen, dan indeks Nikkei Jepang naik.

Pasar antara lain dipengaruhi investor yang optimis bahwa data produk domestik bruto China yang keluar pada hari Kamis akan menunjukkan pertumbuhan setidaknya sebesar 6,7 ​​persen.

Kenaikan bursa Asia mengekor Wall yang di akhir pekan lalu menguat, seiring keluarnya laporan pendapatan kuartal keempat dari perbankan dan penjualan ritel yang tercatat naik, mendorong optimisme investor mengenai pertumbuhan ekonomi di AS.

Dow menguat 2 persen pekan lalu, sementara Nasdaq naik 1,8 persen dan S & P 500 bertambah 1,6 persen. Indeks S & P 500 dan Nasdaq mencetak delapan rekor penutupan tertinggi dari sembilan hari perdagangan pertama di 2018, sementara Dow membukukan penutupan tertinggi keenam tahun ini.

"Fokus konsesus perdagangan saatbini adalah dolar dan keuangan Eropa dan AS dan ini tetap menjadi fokus utama dalam minggu depan," kata Chris Weston, kepala strategi pasar IG.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya