Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak menguat di awal pekan ini. Penguatan ini menyusul menghijaunya bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada penutupan akhir pekan lalu. Saat ini, investor tengah menunggu keluarnya laporan kinerja beberapa emiten.
Mengutip CNBC, Senin (8/1/2018) Indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis 0,21 persen di awal perdagangan. Saham di sektor perbankan memimpin penguatan,dengan ANZ naik 0,52 persen.
Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat tipis 0,08 persen setelah sebelumnya mengalami tekanan. Saham-saham blue chip menjadi pendorong penguatan meskipun hanya tipis.
Advertisement
Baca Juga
Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing turun 1,04 persen dan 1,39 persen.
Pada pekan ini, pejabat Korea Selatan dan Korea Utara akan bertemu untuk pertama kalinya sejak Desember 2015. Pertemuan ini diperkirakan akan membahas mengenai Olimpiade Musim Dingin.
Sedangkan indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,09 persen pada pukul 08.58 pagi waktu Sigapura.
Pada minggu lalu di pekan pertama perdagangan 2018, bursa Asia mampu menguat dan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah. Indeks Hang Seng Hong Kong mencapai level tertinggi dalam satu dekade dan Nikkei Jepang naik ke level tertinggi dalam 26 tahun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penutupan Wall Street
Pada penutupan perdagangan saham pekan lalu, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat dengan indeks saham S&P 500 dan Nasdaq catatkan performa terbaik selama sepekan.
Penguatan wall street tersebut juga terjadi di tengah rilis data ekonomi AS yaitu pertumbuhan tenaga kerja AS pada Desember melemah dari yang diharapkan.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 139,75 poin atau 0,56 persen ke posisi 25.214,88. Indeks saham S&P 500 bertambah 12,24 poin atau 0,45 persen ke posisi 2.736,23. Indeks saham Nasdaq menguat 44,38 poin atau 0,63 persen ke posisi 7.122,30.
Indeks saham Dow Jones dan S&P 500 mencatatkan performa terbaik sejak 2013. Sepekan ini, bursa saham AS mendapatkan katalis positif dari laporan penguatan ekonomi secara global. Ditambah persetujuan reformasi pajak AS sehingga memberikan tenaga untuk wall street pada akhir tahun lalu. Bahkan indeks saham S&P 500 naik 19,4 persen.
"Bursa saham AS naik dua persen untuk pertama kali dalam empat hari ini pada 2018 itu sangat baik. Pasar masih mencari tahu dampak dari pemangkasan pajak. Ini mendorong persepsi kalau prediksi ekonomi sudah baik," ujar Mike Baele, Direktur Pelaksana US Bank Private Client Wealth Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (6/1/2018).
Rilis data ekonomi AS pun tidak pengaruhi wall street. Rilis data tenaga kerja pada Desember 2017 yang melemah mendorong bank sentral AS atau the Federal Reserve tetap pada kebijakan menaikkan suku bunga pada 2018. Bale menuturkan, sentimen itu baik untuk pasar saham.
Pertumbuhan tenaga kerja di AS melambat dari yang diperkirakan pada Desember. Ini seiring penurunan tenaga kerja. Akan tetapi, upah bulanan menguat sehingga menekankan data tenaga kerja masih kuat.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan kalau data tenaga kerja non sektor pertanian naik 148 ribu pada Desember. Ekonom perkirakan 190 ribu.
Advertisement