Menunggu Data Inflasi China, Bursa Asia Bergerak Campuran

Sama seperti di Jepang, saham-saham di sektor otomotif menjadi pendorong penguatan indeks acuan di bursa saham Korea Selatan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Jan 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2018, 08:45 WIB
Wanita-Wanita Cantik Berkimono Hiasi Pembukaan Bursa Saham Tokyo
Dua wanita berbusana kimono melihat pergerakan saham pada pembukaan pasar saham untuk tahun ini di Bursa Saham Tokyo, Jepang (4/1). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak di dua arah para pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Investor tengah menunggu keluarnya data inflasi China yang bisa digunakan untuk membimbing arah investasi.

Mengutip CNBC, Rabu (10/1/2018), Nikkei 225 Jepang naik tipis didorong oleh sektor otomotif. Namun saham-saham teknologi membebani gerak indeks. Saham Sony dan SoftBank Group masing-masing turun 0,12 persen dan 0,8 persen.

Di Korea Selatan, Saham Kospi juga naik tipis 0,1 persen. Tekanan cukup besar berasal dari saham-saham teknologi. Samsung Electronics kehilangan 1,19 persen dan SK Hynix jatuh 3,25 persen.

Sama seperti di Jepang, saham-saham di sektor otomotif menjadi pendorong penguatan indeks acuan di bursa saham Korea Selatan.

Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 melemah 0,05 persen. Saham produsen emas menjadi pemberat gerak indeks acuan. Saham Newcrest Mining dan Kingsgate Consolidated masing-masing turun 1,9 persen dan 6,33 persen.

Namun, saham-saham di sektor keuangan mampu menahan kejatuhan yang lebih dalam. Westpac naik 0,29 persen dan ANZ menguat tipis.

Di AS, Wall Street ditutup menguat menjelang pengumuman kinerja perusahaan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 102,8 poin atau 0,41 persen menjadi 25.385,8. Untuk S&P 500 menguat 3,58 poin atau 0,13 persen menjadi 2.751,29. Sedangkan Nasdaq Composite bertambah 6,19 poin atau 0,09 persen menjadi 7.153,58.

Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi keenam mereka berturut-turut. Dow Jones juga berakhir pada level rekor setelah sempat gagal dalam penutupan di sesi Senin.

Saat ini investor bursa Asia tengah menunggu data inflasi China. Angka inflasi yang naik diperkirakan mampu menjadi katalis pergerakan bursa karena dianggap menjadi indikator pemulihan ekonomi global. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya