Rupiah Masih Tertekan, IHSG Melemah 50,48 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sendirian di bursa saham Asia pada perdagangan Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Mar 2018, 16:19 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2018, 16:19 WIB
20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pengaruhi IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (6/3/2018), IHSG melemah 50,48 poin atau 0,77 persen ke posisi 6.500,11. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,06 persen ke posisi 1.078,22. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Ada sebanyak 219 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 152 saham menguat dan 114 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.589,72 dan terendah 6.4.92,95.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 394.668 kali dengan volume perdagangan 9,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 787,78 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.768.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,04 persen dan sektor saham perdagangan merosot 0,14 persen. Sektor saham barang konsumsi melemah 1,21 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi turun 1,14 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 1,1 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham IMAS naik 24,77 persen ke posisi Rp 1.335 per saham, saham POLY melonjak 22,89 persen ke posisi Rp 102 per saham, dan saham STAR mendaki 21,79 persen ke posisi Rp 95 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham HOME melemah 8,33 persen ke posisi Rp 121 per saham, saham ESTI tergelincir 4,65 persen ke posisi Rp 82, dan saham BBNI merosot 3,93 persen ke posisi Rp 9.175 per saham.

Bursa saham Asia pun menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 2,09 persen dan catatkan penguatan terbesar. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,53 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,79 persen. Kemudian diikuti indeks saham Shanghai menanjak 1 persen, indeks saham Singapura menguat 1,46 persen, dan indeks saham Taiwan melonjak 1,33 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji menilai, pelemahan IHSG lantaran kekhawatiran pelaku pasar terhadap rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve pada 2018 akan lebih agresif dibandingkan 2017.

Sentimen global ini pengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Posisi rupiah pun masih terdepresiasi terhadap dolar AS. " Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell akan menaikkan tingkat suku bunga acuan pada Maret ini," kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, minimnya sentimen positif dari dalam negeri juga turut mempengaruhi IHSG.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

IHSG Menguat di Awal Sesi

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Sepanjang perdagangan hari ini (30/5), IHSG bergerak pada kisaran 5.693,39 - 5.730,06, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada Selasa pekan ini. Pergerakan IHSG ini searah dengan bursa Asia dan wall Street.

Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Selasa 6 Maret 2018, IHSG naik 26,58 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.577,17. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih menguat 38,72 poin atau 0,56 persen ke posisi 6.587,20.

Indeks saham LQ45 naik 0,72 persen ke posisi 1.097,50. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali Pefindo25.

Ada sebanyak 151 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 22 saham melemah dan 80 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.589,72 dan terendah 6.577,17.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.952 kali dengan volume perdagangan 285 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 209 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 13 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.747.

Sebagian besar sektor saham menguat hanya ada satu sektor yang melemah yaitu perkebunan. Sektor saham tambang menguat 0,99 persen dan memimpin penguatan. Disusul sektor saham konstruksi menanjak 0,52 persen, dan sektor saham keuangan menguat 0,47 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham YPAS naik 24,16 persen ke posisi Rp 1.105, saham HOME menguat 20,45 persen ke posisi Rp 159 per saham, dan saham IMAS melonjak 10,28 persen ke posisi Rp 1.190 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham TPMA merosot 9,48 persen ke posisi Rp 210 per saham, saham MLPT susut 8,86 persen ke posisi Rp 720 per saham, dan saham SIDO melemah 2,92 persen ke posisi Rp 665 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya