Bursa Asia Tertekan Imbas Kekhawatiran Aksi Proteksi Dagang AS

Langkah Presiden AS Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri Rex Tillerson memicu kekhawatiran meningkatnya aksi proteksi. Ini jadi sentimen di bursa Asia.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mar 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2018, 08:45 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini di tengah kekhawatiran meningkatnya aksi proteksi oleh Amerika Serikat (AS).

Hal ini dipicu usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang dianggap moderat di pemerintahannya.Di bursa Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,3 persen.

Pada perdagangan kemarin, indeks saham acuan ini sempat sentuh level tertinggi dalam 1,5 bulan. Indeks saham Australia melemah 0,8 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,8 persen dan indeks saham Korea Selatan melemah 0,7 persen.

Pelemahan ini juga didorong bursa saham AS atau wall street yang tertekan. Indeks saham Dow Jones melemah 0,7 persen. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,6 persen dan indeks saham Nasdaq merosot 1 persen.

Wall street tertekan didorong langkah Trump memecat Rex Tillerson usai serangkaian hubungan kurang baik atas kebijakan Korea Utara, Rusia dan iran. Kritikus mengatakan, langkah tersebut akan menambah ketidakstabilan pemerintahan Amerika Serikat.

Trump juga ingin menerapkan tarif impor China sehingga target mencapai US$ 60 miliara yang dikenakan pada telekomunikasi, elektronik dan teknologi informasi.

"Kepergian Tillerson telah membuat beberapa kekhawatiran dengan ada lampu hijau bagi mereka yang berada di pemerintahan untuk mendorong tindakan aksi proteksi lebih banyak," tulis laporan analis ANZ, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (14/3/2018).

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Investor menduga pembuat kebijakan yang menyukai aksi proteksi juga akan berusaha menggunakan mata uang sebagai senjata perdagangan. Tillerson keluar saat potensi bea masuk baru di China dan data harga konsumen AS dengan inflasi inti tahunan 1,8 persen. Angka data ekonomi itu memenuhi harapan.

Di pasar uang, dolar AS berada di posisi 106,53 terhadap yen. Euro menguat hingga capai level tertinggi dalam satu bulan. Euro berada di kisaran US$ 1,2446.

"Banyak pelaku pasar merasa saham bisa berakhir lebih tinggi jika bukan karena Rexit," tulis analis Citi.

"Keluarnya Tillerson telah diisukan selama berbulan-bulan. Ini berbicara mengenai perputaran pemerintahan Trump terus menerus. Ini juga memicu kekhawatiran aksi proteksi," tambah pernyataan analis Citi.

Berdasarkan laporan Citi, sejak Trump mulai menjabat pada 2017, ada 35 pejabat senior dari pemerintahannya yang keluar. Di pasar komoditas, harga minyak naik tipis. Harga minyak mentah AS naik 18 sen menjadi US$ 60,89. Harga emas stabil di kisaran US$ 1.326 per ounce.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya