Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau disebut wall street melemah usai sempat mengguat. Wall street tergelincir usai bank sentral AS atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga AS. Akan tetapi, kenaikan sektor saham energi batasi pelemahan indeks saham.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 44,96 poin atau 0,18 persen ke posisi 24.682,31. Indeks saham S&P susut 5,01 poin atau 0,18 persen ke posisi 2.711,93. Indeks saham Nasdaq tergelincir 19,02 poin atau 0,26 persen ke posisi7.345,29.
Hasil pertemuan the Federal Reserve menjadi sentimen di wall street. The Federal Reserve akhirnyya menaikkan suku bunga sekitar 0,25 persen. Dari hasil pertemuan itu menunjukkan kepercayaan terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang didorong reformasi pajak dan belanja pemerintah. Inflasi juga diperkirakan lebih agresif sehingga kebijakan moneter the Federal Reserve akan lebih ketat.
Advertisement
Baca Juga
Pimpinan baru the Federal Reserve Jerome Powell juga menyebutkan kalau pihaknya mengambil jalan tengah untuk menaikkan suku bunga.
“The Federal Reserve tampaknya merasa yakin terhadap ekonomi tidak hanya tahun ini tetapi juga tahun depan,” tutur Jim Paulsen, Chief Investment StrategistThe Leuthold Group, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (22/3/2018).
“Ini direspons positif karena kepercayaan ekonomi the Fed terhadap ekonomi tetapi imbal hasil obligasi naik seiring antisipasi kenaikan suku bunga, tetapi menakutkan buat bursa saham,” tambah dia.
Sektor saham keuangan mendapatkan sentimen positif dari kenaikan suku bunga. Akan tetapi, sektor saham keuangan harus berada di zona merah dengan susut 0,03 persen pada penutupan perdagangan saham. Sementara itu, sektor saham utilitas melemah 0,39 persen dan sektor properti tergelincir 0,93 persen di wall street.
Selanjutnya
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik tiga persen, dan sentuh level tertinggi dalam satu bulan. Imbal hasil tersebut naik ke posisi 2,936 persen. Bursa saham AS bergejolak sepanjang 2018 seiring imbal hasil obligasi bergerak lebih tinggi.
Sektor saham energi melonjak 2,63 persen. Penguatan sektor saham energi membatasi pelemahan wall street.Harga minyak sentuh level tertinggi dalam enam minggu usai persediaan AS secara mengejutkan turun dan kemungkinan ada gangguan di Timur Tengah.
Saham Facebook naik 0,74 persen usai alami aksi jual selama dua hari. Aksi jual terjadi membuat kapitalisasi pasar saham Facebook tergerus USD 50 miliar usai ada penyalahgunaan data pengguna Facebook. CEO Facebook Mark Zuckerberg menyatakan kalau pihaknya membuat kesalahan.
Sementara itu, saham General Millis turun 8,85 persen usai perseroan pangkas prediksi keuntungan. Saham Southwest Airlines melemah 4,79 persen dan saham indeks saham NYSE Arca Airline melemah 1,09 persen.
Volume perdagangan saham wall street tercatat 6,72 miliar saham. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham di AS sekitar 7,16 miliar saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement