Adaro Energy Bagi Dividen Tunai Rp 65,39 per Saham

PT Adaro Energy Tbk membagikan dividen tunai 2017 dengan mengacu pada kurs tengah BI Rp 13.943 per dolar Amerika Serikat.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Mei 2018, 17:18 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2018, 17:18 WIB
Pertambangan
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan membagikan dividen tunai 2017. Perseroan akan membagikan dividen tunai Rp 65,39 per saham.

Mengutip keterbukaan infomrasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/5/2018), pembagian dividen tersebut mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada 4 Mei 2018 sebesar Rp 13.943 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Total dividen tunai final yang dibagikan perseroan Rp 2,09 triliun untuk 31.985.962.000 lembar saham atau Rp 65,39 per saham," ujar Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk Mahardika Putranto.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat 4 Mei 2018, saham PT Adaro Energy Tbk melemah 2,38 persen ke posisi Rp 1.640 per saham.Total frekuensi perdagangan saham 9.378 kali dengan nilai transaksi Rp 254,5 miliar.

Sebelumnya pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menyetujui rencana pembagian dividen tunai final sebesar USD 250 juta atau setara Rp 3,47 triliun (estimasi kurs 13.900 per dolar AS) untuk tahun buku 2017.

Jumlah tersebut naik 150 persen jika dibanding dengan pembagian dividen untuk tahun buku 2016.Pembagian tersebut termasuk dividen tunai interim sebesar USD 100 yang telah dibayarkan pada 12 Januari 2018 silam.

Jumlah dividen uang dibagikan tersebut merupakan 51 persen dari perolehan laba tahun lalu sebesar US$ 483,3 juta.Adapun sisa laba bersih perseroan akan disisihkan sebagai cadangan, seperti yang diatur dalam Pasal 70 UU No 40 Tahun 2017.

Separuh lainnya dialokasikan sebagai laba ditahan. Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyatakan, pembagian dividen ini merupakan kewajiban perusahaan untuk para pemegang saham atau Stakeholders.

"Stakeholders kita macam-macam. Pertama, pemerintah pusat dan pemerintah daerah," tuturnya di Hotel Raffles, Jakarta, Senin 23 April 2018.

 

 

Adaro Catatkan Laba Bersih Tumbuh 44 Persen

Pertambangan
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Sebelumnya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba bersih dan pendapatan.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 7 Maret 2018, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan pertumbuhan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 44,43 persen menjadi US$ 483,29 juta pada 2017. Perseroan meraup laba bersih sebesar US$ 334,62 juta pada 2016.

Pertumbuhan laba itu didukung dari pendapatan usaha naik 29,08 persen menjadi US$ 3,25 miliar pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 2,52 miliar.

Pendapatan usaha perseroan didorong kenaikan 34 persen pada harga jual rata-rata. Divisi pertambangan dan perdagangan batu bara Adaro Energy menyumbangkan 93 persen pendapatan usaha perusahaan seiring pengembangan yang berkelanjutan terhadap bisnis non batu bara.

Pada 2017, produksi batu bara perseroan mencapai 51,79 metrik ton (MT) yang berasal dari seluruh tambang operasional. Beban pokok pendapatan naik 15 persen menjadi US$ 2,11 miliar pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,83 miliar.

Hal itu didorong kenaikan biaya penambangan akibat kenaikan nisbah kupas, kenaikan harga bahan bakar minyak, serta kenaikan pembayaran royalti kepada pemerintah Indonesia.

Nisbah kupas tercatat sebesar 4,61 kali pada 2017 atau lebih rendah dari pada panduan yang ditetapkan sebesar 4,85 kali pada 2017 karena hujan lebat di operasi penambangan yang terjadi di sebagian besar tahun ini.

Laba bruto pun tumbuh 66,42 persen menjadi US$ 1,41 miliar pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 686,27 juta. Laba usaha naik menjadi US$ 951,82 juta pada 2017 dari periode 2016 sebesar US$ 587,61 juta.

PT Adaro Energy Tbk mencatatkan pertumbuhan aset 4,4 persen menjadi US$ 6,81 miliar pada 31 Desember 2017 dari periode 31 Desember 2016 sebesar US$ 6,52 miliar.

Total liabilitas berada di posisi US$ 2,72 miliar pada 31 Desember 2017.Perseroan membayar utang sebesar US$ 129 juta pada 2017 sehingga jumlah utang bank berkurang lima persen dibandingkan tahun lalu menjadi US$ 1,29 miliar.

Perseroan dijadwalkan membayar utang rata-rata untuk 2018-2020 sekitar US$ 238 juta per tahun yang dapat dipenuhi dengan baik oleh kas yang likuid dan arus kas yang kuat.

PT Adaro Energy Tbk juga membagikan dividen tunai sebesar US$ 101,1 juta atau sekitar 30 persen dari laba bersih 2016. Pembayaran dividen ini termasuk dividen interim sebesar US$ 60,8 juta yang dibayarkan pada Januari 2017 dari dividen tunai final sebesar US$ 40,3 juta yang dibayarkan pada Mei 2017. Dividen tunai interim untuk tahun buku 2017 sebesar US$ 100,1 juta telah dibayarkan pada Januari 2018.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir menuturkan, pada 2017 merupakan tahun yang baik untuk Adaro Energy seiring perusahaan merayakan 25 tahun operasinya dengan pencapaian kinerja yang solid. Ini berkat disiplin biaya yang tinggi dan keunggulan operasional serta dukungan sektor batu bara yang semakin baik.

"Walaupun harus menghadapi tantangan cuaca buruk di sepanjang tahun, kami berhasil mempertahankan keandalan pasokan maupun posisi keuangan yang sehat, yang memungkinkan perusahaan untuk terus mendukung program-program pemerintah dalam membangun negara serta mempertahankan komitmen terhadap masyarakat di sekitar lokasi operasional melalui program pemberdayaan yang efektif," ujar dia.

Oleh karena itu, pihaknya optimistis pada 2018 untuk menanggapi peluang yang ditawarkan oleh momentum pasar yang sangat baik demi pertumbuhan perusahaan serta terus memberikan kontribusi positif.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya