Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) yaitu perusahaan investasi di Singapura menambah kepemilikan saham di PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA). PT Sarimelati Kencana Tbk memiliki merek restoran Pizza Hut.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/1/2019), DBS Bank Ltd S/A Albizia ASEAN Oppurtunies Fund menambah saham 5.845.400 juta saham dengan harga Rp 902. Total pembelian saham sekitar Rp 5,27 miliar. Jumlah saham Albizia ASEAN Oppurtunies Fund menjadi 187.394.500 (187,39 juta saham) atau sekitar 6,2 persen dari total saham sebelumnya 181.549.100 atau 6,01 persen.
Advertisement
Baca Juga
Transaksi pembelian saham dilakukan pada 4 Januari 2019 dengan status kepemilikan langsung. “Tujuan transaksi ini untuk investasi," ujar Direktur Albizia Capital Pte Ltd, Kwek Thong How.
Sebelumnya pada 7 November 2018, Albizia Capital Pte Ltd telah membeli saham PT Sarimelati Kencana Tbk sebesar 26,65 juta saham dengan harga Rp 890. Total pembelian saham Rp 23,72 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, pemegang saham PT Sarimelati Kencana Tbk antara lain PT Sriboga Raturaya sebesar 64,79 persen, masyarakat sebesar 29,2 persen, Jeo Sasanto sebesar 0,006 persen.
Â
Pizza Hut Bakal Bangun 124 Gerai hingga 2019
Sebelumnya, PT Sarimelati Kencana Tbk, pemegang lisensi restoran cepat saji Pizza Hut, berencana menambah 124 gerai Pizza Hut hingga tahun 2019. Saat ini, sudah 51 gerai telah dibangun sepanjang tahun 2017.
"Masih 175 outlet gerai yang masih harus kami bangun. Kami sudah bangun 51 gerai di 2017, berarti masih ada 124 gerai lagi, dan akan kami bangun dalam dua tahun yang akan datang, yakni 2018 dan 2019," ujar Direktur Utama PT Sarimelati Kencana Joe Sasanto di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 23 Mei 2018.
Dia menambahkan, gerai yang akan dibangun terdiri atas Pizza Hut (PH) atau Pizza Hut Delivery (PHD). Tercatat, 25 persen gerai merupakan Pizza Hut (PH) dan 75 persen gerai merupakan Pizza Hut Delivery (PHD).
Selain itu, perseroan setidaknya akan membangun setengahnya pada tahun ini, dengan biaya mencapai Rp 4 miliar hingga Rp 8 miliar. Hal ini bergantung pada gerai dalam mal dan gerai luar mal.
"Beda-beda. Jadi untuk gerai luar mal ini sekitar Rp 8 miliar, kalau gerai dalam mal Rp 4 miliar. Kalau di luar mal kita yang bangun," tuturnya.
Sementara itu, penjualan di bulan Ramadan naik hingga 10 persen. Diperkirakan, angka tersebut akan terus naik menjelang seminggu sebelum Lebaran.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement