Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami tekanan sejak pekan lalu. Pada penutupan sesi pertama perdagangan selasa ini, IHSG melemah 195,96 poin atau 4,18 persen ke posisi 4.494,69.
Analis Bina Artha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, dampak terburuk jika IHSG terus anjlok secara jangka panjang akan menghantam kinerja emiten atau perusahaan publik. Di mana, sektor konsumsi dan perbankan dikhawatirkan berdampak paling besar.
Baca Juga
"Pergerakan IHSG melemah dampak terburuknya kan sektor konsumsi kemungkinan emiten akan mengalami kinerja penurunan. Pihak banking juga alami penurunan," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Selasa (17/3/2020).
Advertisement
Dia mengatakan, sektor perbankan bisa saja keluar dari tekanan penurunan IHSG tersebut. Salah satu langkahnya dengan melakukan mitigasi risiko yang cukup baik di masing-masing perusahaan.
"Dengan begitu maka pergerakan IHSG relatif dia baik. Untuk sementara ini demekian. Karena kalau diliat dari tahun ke tahun sektor perbankan masih trend," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kapan Pulih?
Sementara itu, terkait dengan pemulihan IHSG, dirinya mengaku tidak bisa memprediksi. Sebab kondisi pelemahan ini juga imbas dari perkembangan virus corona, apalagi WHO juga sudah menetapkan ini sebagai pandemi internasional. "Di sisi lain pelaku pasar juga masih khawatir," katanya
Dia mengatakan jika ingin membalikan posisi IHSG di level positif bisa berangkat mulai dari global dulu. Misalnya jika penyebaran virus corona sudah tidak begitu agresif lagi karena beberapa negara sudah menerapkan mitigasi risiko yang baik, efektif sesuai dengan protokol WHO.
"Kita juga melihat misalkan dari perkembangan vaksin bagaimana di AS saya rasa sudah bikin vaksin sudah jadi tinggal dipake dan dijual, kalau dikomersialisasikan bisa mendatangkan devisa buat dia," jelas dia.
Dia menyebut jika perkembangan pembuatan vaksin bisa berjalan positif, maka bisa dikombinasikan dengan statmen WHO. Artinya dunia sudah tidak perlu khawatir karena vaksin dibuat oleh AS diyakini bisa meredam penyebaran virus asal China itu.
"Karena penting ini paling didenger dan mempengaruhi sehingga kita munculkan statmen positif tersebut," imbuh dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement