Perusahaan Properti yang Catat Kinerja Solid di Tengah Pandemi Covid-19

Citi Research juga menyebut bahwa Covid-19 telah menyebabkan permintaan lebih lambat dan menunda peluncuran produk baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 17:45 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ekonomi  nasional tercatat masih melemah akibat pandemi Covid-19. Ini mempengaruhi kinerja perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Meski demikian, kinerja pengembang properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) selama kuartal I-2020 dinilai tetap solid meski dihadapkan dengan pelemahan ekonomi. 

Laporan Properti Indonesia yang dikeluarkan Citi Research pada 16 April 2020 mencatat, penjualan properti LPKR selama kuartal pertama 2020 merupakan yang tertinggi dibanding pengembang lain.

Hal itu didukung keberhasilan LPKR dalam menjual berbagai proyek properti baru, juga kecepatan dan ketepatan waktu pengerjaan proyek.

"LPKR melaporkan pencapaian pra-penjualan 1Q20 yang terkuat karena keberhasilan peluncuran produk baru dan percepatan pembangunan proyek-proyeknya," tulis Citi Research seperti dikutip dalam keterangannya, Senin (20/4/2020).

Citi Research mencatat, pada kuartal II-2020, memang akan menjadi tantangan pengembang properti karena wilayah Jabodetabek akan menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas yang lebih ketat, juga persiapan memasuki bulan Ramadan.

Citi Research juga menyebut bahwa Covid-19 telah menyebabkan permintaan lebih lambat dan menunda peluncuran produk baru.

Kinerja LPKR dengan kenaikan year on year mencapai 13 persen, menurut Citi Research, didorong oleh penjualan proyek properti seperti Waterfront Estates yang baru diluncurkan di Lippo Cikarang. Produk itu terjual habis dengan meraih pemasukan Rp 267 miliar.

Sementara itu, penjualan meningkat 200 persen yoy menjadi Rp 159 miliar, disokong kenaikan penjualan perkantoran Lippo Thamrin sebesar Rp94 miliarsetelah konstruksi selesai.

"Komitmen LPKR untuk akselerasi konstruksi proyek Meikarta juga membantu mengakselerasi pra-penjualan yang naik 122 persen secara year on year menjadi Rp156 miliar," tulis Citi Research.

Citi Research memprediksi harga saham LPKR bisa ke Rp 300 dalam jangka panjang. Namun, terdapat risiko yang bisa saja mengubah prediksi harga itu tidak mencapai dikarenakan faktor antara lain pra-penjualan lebih lambat dari yang diperkirakan, margin yang lebih rendah, regulasi properti atau hipotek yang lebih ketat, dan situasi politik yang tidak stabil.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Minat Investor

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kepala riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan, minat investor yang masih tinggi pada saham LPKR mengindikasikan persepsi investor bahwa LPKR memiliki prospek positif.

Dengan proporsi recurring income LPKR yang besar, juga mendorong sentimen positif. Juga menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat.

Sementara, Analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas, menambahkan, LPKR yang memiliki bisnis inti di sektor properti, juga kesehatan, akan memiliki kinerja jangka panjang yang positif.

Animo di kedua bisnis sektor itu memang masih cukup baik. Sektor kesehatan dianggap menarik karena merupakan segmen bisnis yang saat ini benar-benar dibutuhkan masyarakat.

"Akan ada peluang kinerjanya bisa lebih baik," kata Sukarno.

Yang pasti, kesehatan emiten dengan proporsi recurring income lyang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus corona. Asalkan bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif.

Data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70 persen dari pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income alias pendapatan berulang, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak. Dalam jangka panjang, kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen.

Citi Research mencatat, penjualan Bumi Serpong Damai (BSDE ) juga mengalami kenaikan didorong penjualan tanah untuk proyek jalan tol dan peluncuran proyek properti baru.

Adapun pengembang Ciputra (CTRA) secara year on year naik 2 persen dan karena keberhasilan peluncuran cluster perumahan di Citra Sentul Raya.

Pengembang Pakuwon (PWON) mencatat kenaikan 2 persen year on disumbangkan oleh proyek properti baru di Bekasi. Adapun pengembang Sumareccon (SMRA) tercatat sebagai pengembang dengan kinerja negatif, minus 25 persen secara year on year. Penjualan lemah karena berbagai rencana peluncuran proyek tertunda salah satunya dikarenakan kebijakan pembatasan sosial akibat Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya