Kekhawatiran Investor Bikin Wall Street Merosot pada Awal Pekan

Unjuk rasa dalam menghadapi pergolakan politik dan pandemi COVID-19 telah menimbulkan kekhawatiran investor sehingga menekan wall street.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 12 Jan 2021, 08:35 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2021, 06:15 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada Senin, 11 Januari 2021 seiring investor menilai valuasi ekuitas dan prospek stimulus bantuan COVID-19 di tengah gejolak politik yang sedang berlangsung.

Indeks saham Dow Jones merosot 89,28 poin atau 0,3 persen ke posisi 31.008,69. Indeks saham Dow Jones sempat susut 265 poin. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,7 persen ke posisi 3.799,61. Indeks saham Nasdaq terperosok 1,3 persen menjadi 13.036,43.

Mengawali minggu pertama perdagangan 2021, wall street catat performa baik seiring investor fokus pada prospek stimulus fiskal tambahan dan mengabaikan kerusuhan di Capitol Hill. Indeks saham S&P 500 naik selama empat hari berturut-turut ke rekor dengan kenaikan 1,8 persen pada pekan lalu.

Indeks saham Dow Jones dan Nasdaq masing-masing naik 1,6 persen dan 2,4 persen. Indeks saham acuan di wall street mencatat rekor tertinggi sepanjang massa.

Akan tetapi, unjuk rasa dalam menghadapi pergolakan politik dan pandemi COVID-19 telah menimbulkan kekhawatiran investor. Kekhawatiran investor itu berdampak terhadap gerak saham Tesla. Saham Tesla naik 25 persen pada pekan lalu. Pada awal pekan ini, saham Tesla merosot 7,8 persen.

“Pada valuasi yang sangat tinggi, dan itu didukung oleh stimulus dalam jumlah besar. Jika Anda melihat kembali empat dekade data pasar saham, ada banyak metrik penilaian. Jadi, hal yang membuatnya tetap berjalan, tentu saja adalah the Fed dengan suku bunga nol dan berjanji untuk tetap di nol. Ini memungkinkan valuasi mencatat rekor,” ujar Investor dan Pendiri DoubleLine Capital Jeffrey Gundlach, seperti dilansir dari CNBC, Selasa, (12/1/2021).

Sentimen lainnya pengaruhi wall street yaitu ketegangan tinggi di Washington untuk memulai awal pekan ketika Partai Demokrat memperkenalkan artikel mengenai impeachment atau pemecatan terhadap Presiden AS Donald Trump karena menghasut serangan massa di Capitol. Majelis pun berencana memberikan suara pada minggu ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pasar Dipengaruhi Sentimen Harapan Stimulus dan Program Vaksinasi COVID-19

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Pada akhir pekan, Ketua DPR Nancy Pelosi menuturkan, majelis rendah akan mendorong pemakzulan Trump jika Wakil Presiden AS Mike Pence dan kabinet pemerintahan saat ini menolak keras untuk mengeluarkan presiden melalui Amandemen ke-25.

Untuk saat ini pasar tampaknya melihat masa lalu karena Kongres berhasil mengkonfirmasi kemenangan pemilihan Joe Biden. Partai Demokrat sekarang di mayoritas Senat dan kemungkinan mengejar stimulus lainnya. Jika peristiwa ini mulai menunda dan menggagalkan rencana stimulus tersebut, pelaku pasar akan mencermati.

Presiden terpilih AS Joe Biden berjanji akan meluncurkan stimulus ekonomi yang besar dan kuat. Dikabarkan stimulus itu dalam triliunan dolar AS.

"Kenaikan dibangun di atas tiga pilar utama, pendapatan perusahaan yang kuat, stimulus besar-besaran, dan optimisme vaksin. Harapan stimulus semakin tinggi, rencana Biden mungkin bernilai beberapa triliunan dolar AS di atas kertas, tetapi apa yang benar-benar lolos mungkin akan jauh lebih kecil,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya