Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus tertekan. Pada pembukaan perdagangan saham sesi dua Jumat, (29/1/2021).
Mengutip data RTI pukul 13.59 WIB, IHSG melemah 2,44 persen ke posisi 5.833. Indeks saham LQ45 turun 3,28 persen ke posisi 910,65. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 376 merah sehingga menekan IHSG. 111 saham menguat dan 128 saham diam di tempat. Pada Jumat siang, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.068,12 dan terendah 5.825,29.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 992.402 kali dengan volume perdagangan 13,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,2 triliun.Investor asing lepas saham Rp 209,42 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.102.
Secara sektoral, 10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham aneka industri melemah 3,97 persen dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan melemah 3,43 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 2,54 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham
Saham-saham yang catatkan penguatan besar atau top gainers antara lain saham DCII melonjak 19,67 persen ke posisi Rp 7.150 per saham, saham FILM melonjak 14,29 persen ke posisi Rp 368 per saham, saham TIRA naik 14,17 persen ke posisi Rp 274 per saham, saham BOLT melonjak 12,59 persen ke posisi Rp 760 per saham, dan saham ALDO naik 10,95 persen ke posisi Rp 466 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PGJO merosot 7,02 persen ke posisi Rp 53 per saham, saham GGRP tergelincir 7 persen ke posisi Rp 372 per saham, saham PANS turun 7 persen ke posisi Rp 1.130 per saham, saham SOCI merosot 6,99 persen , dan saham ACST turun 6,95 persen.
Advertisement
Aksi Investor Asing
Di tengah tekanan IHSG, investor asing beli saham BBCA sebanyak Rp 47,9 miliar, saham INCO sebanyak Rp 38,7 miliar, saham MNCN sebanyak Rp 18,5 miliar, saham INTP sebanyak Rp 10,7 miliar, saham TOWR sebanyak Rp 10,7 miliar.
Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham BMRI sebanyak Rp 216,9 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 113,4 miliar, saham INDF sebanyak Rp 32,9 miliar, saham UNTR sebanyak Rp 23,1 miliar, saham ICBP sebanyak Rp 22,2 miliar.