Jelang Penutupan Sesi I, IHSG Merosot 1 Persen

10 sektor saham kompak tertekan sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat, 29 Januari 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Jan 2021, 12:44 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 11:23 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah setelah sempat di zona hijau pada Jumat, (29/1/2021).Investor asing melakukan aksi jual menjelang akhir pekan.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 1,54 persen ke posisi 5.887. Indeks saham LQ45 merosot 2,11 persen ke posisi 920. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.068,12 dan terendah 5.879,01.

Sebanyak 325 saham melemah sehingga menekan IHSG. 133 saham diam di tempat dan 135 menghijau. Total volume perdagangan saham 9,9 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 8,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 22,65 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.025.

Secara sektoral, 10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham keuangan merosot 2,2 persen, dan mencatat penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 2,02 persen dan sektor saham infrastruktur turun 1,64 persen.

Sejumlah saham mencatatkan penurunan tajam seperti KAEF turun 6,87 persen, saham INAF melemah 6,83 persen dan saham TINS tergelincir 6,89 persen.

Pengamat pasar modal MNC Asset Management Edwin Sebayang menuturkan, pelaku pasar melakukan penyesuaian terhadap kinerja emiten pada kuartal I 2021. Hal ini seiring ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sehingga dikuatiarkan berdampak terhadap kinerja emiten.Sentimen itu menekan IHSG. "Adjustment portofolio karena PPKM dapat pengaruhi perlambatan ekonomi berdampak terhadap kinerja emiten," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

IHSG Menguat pada Pembukaan 29 Januari 2021

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Jumat, (29/1/2021) setelah alami tekanan. Hal ini juga mengikuti bursa saham Asia dan wall street yang menghijau.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG naik 30,95 poin atau 0,5 persen ke posisi 6.010,3. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 81 poin atau 1,36 persen ke posisi 6.060. Indeks saham LQ45 menguat 0,51 persen ke posisi 945,66. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Akan tetapi, penguatan IHSG itu hanya sementara. IHSG bergerak di dua zona pada pukul 09.06 WIB.

Sebanyak 179 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 144 saham melemah dan 123 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 96.145 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,5 triliun. Investor asing lepas saham Rp 28,99 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.088.

Sebagian besar sektor saham tertekan dengan sektor saham konstruksi turun 0,79 persen sehingga menekan penguatan. Diikuti sektor saham barang konsumsi melemah 0,53 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,47 persen.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar atau top gainers antara lain saham DCII naik 19,67 persen ke posisi 7.150 per saham, saham MLPL menguat 17,54 persen ke posisi 67, saham DGNS mendaki 16 persen ke posisi 870 per saham dan saham ITMA naik 12,90 persen ke posisi 700 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham JAST turun 6,94 persen ke posisi 268 per saham, saham FIRE tergelincir 6,94 persen ke posisi 670 per saham, saham IRRA susut 6,94 persen ke posisi 1.810 per saham, saham IRRA merosot 6,94 persen ke posisi 1.810 per saham dan saham KAEF susut 6,87 persen ke posisi 3.120 per saham.

Pada awal sesi perdagangan, investor asing membeli sejumlah saham antara lain saham BBRI sebanyak Rp 16,6 miliar, saham INCO sebanyak Rp 11,3 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 8,4 miliar, saham AKRA sebanyak Rp 4,2 miliar, dan saham EXCL sebanyak Rp 3,9 miliar.

Selain itu, investor asing juga menjual sejumlah saham pada Jumat pagi. Investor asing jual saham TLKM sebanyak Rp 14,9 miliar, saham BBCA sebanyak Rp 7,5 miliar, saham INDF sebanyak Rp 6,3 miliar, saham ACES sebanyak Rp 5,4 miliar, dan saham KLBF sebanyak Rp 5,4 miliar.

Bursa saham Asia pun sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,45 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,17 persen, indeks saham Singapura naik 0,42 persen, dan indeks saham Taiwan mendaki 0,26 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,30 persen dan indeks saham Jepang Nikkei turun 0,11 persen.

Dalam riset PT Mirae Asset Sekuritas menyebutkan kalau IHSG akan kembali menguat setelah kemarin turun signifikan. Penguatan IHSG mendapatkan sentimen positif dari bursa saham AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya