Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yaitu PT Waskita Karya Realty (WKR) meningkatkan modal disetor yang ditempatkan pada anak perusahaan, PT Waskita Modern Realty (WMR) sebesar 60 persen, atau Rp 4,68 miliar.
"WKR telah meningkatkan modal disetor dan ditempatkan secara tunai pada WMR selaku anak perusahaan WKR dengan kepemilikan saham sebesar 60 persen," tulis Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, Ratna Ningrum seperti dikutip dalam keterbukaan informasi BEI, ditulis Selasa, (2/2/2021).
Dengan ada peningkatan modal dimaksud, struktur kepemilikan saham pada WMR menjadi 60 persen milik WKR. Atau sebanyak 245.442 saham senilai Rp 245,442 miliar. Sisanya, 40 pesen dimiliki oleh PT Bagasasi Inti Pratama. Yakni 163.628 saham senilai Rp 163,628 miliar.
Advertisement
Baca Juga
PT Waskita Karya Realty (WKR) merupakan anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WKST) dengan kepemilikan saham sebesar 99,99 persen.
Adapun tujuan dari peningkatan modal disetor dan ditempatkan tersebut, akan digunakan sebagai modal kerja pengembangan proyek WMR. Selanjutnya, apabila WKR tidak melakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan pada WMR, maka kepemilikan saham WKR pada WMR akan terdilusi.
"Apabila WKR sebagai pemegang saham tidak melakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan tersebut akan berpengaruh terhadap proses pembangunan proyek WMR,” pungkas Ratna.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Target Waskita Karya pada 2021
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengincar target kontrak baru sebesar Rp 31,6 triliun pada 2021. Angka tersebut alami kenaikan 16,6 persen.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk,Destiawan Soewardjono menuturkan, target kontrak tersebut alami kenaikan 16,6 persen dari periode 2020.
"Dari Rp31 triliun itu harapan kami sebagian proyek proyek pemerintah sebagian pengembangan investasi. Lebih besar dari tahun 2020," kata dia, Selasa, 5 Januari 2021.
Selain itu, Ia juga memaparkan bila target proyek pemerintah yang ingin dicapai 2021 sebesar 30 persen, sedangkan dari pihak BUMN sebesar 25 persen.
"Kurang lebih pemerintah 30 persen, 25 persen dari BUMN dan swastanya 22 persen, sisanya adalah untuk pengembangan investasi baik tol dan non tol serta properti," tutur dia.
Ia menyatakan, realisasi kontrak baru sudah hampir mencapai target yang telah ditentukan sepanjang 2020. Pada 2020, target nilai kontrak baru yang ingin dicapai senilai Rp27,1 triliun.
"Untuk tahun 2020 realisasi Rp26 triliun sekian, atau hampir Rp27 triliun," kata dia.
Sepanjang 2020, emiten dengan kode saham WSKT mampu mencapai nilai kontrak hingga Rp 66,65 triliun. Sebagian besar kontrak berasal dari proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, pelabuhan, LRT, dan bandara.
Advertisement