Sido Muncul Perluas Pasar Ekspor pada 2021

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah mempersiapkan sejumlah pilar untuk mendukung pertumbuhan pada 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Feb 2021, 20:46 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 20:45 WIB
Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat kinerja positif pada 2020. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba dan penjualan.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 15,64 persen menjadi Rp 934,01 miliar pada 2020. Penjualan tumbuh 8,7 persen dari Rp 3,06 triliun pada 2019 menjadi Rp 3,33 triliun pada 2020.

Lalu bagaimana dengan target 2021?

Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, David Hidayat menuturkan pertumbuhan 2021 diharapkan lebih baik. Ini seiring ada program vaksinasi COVID-19. 

“Target pertumbuhan 2021 double digit lebih bagus dari pencapaiaan saat ini,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (9/2/2021).

Meski demikian, perseroan telah mempersiapkan sejumlah pilar untuk mendukung pertumbuhan. Pertama, peningkatan pendapatan yang berasal channel business to business (B to B).

"Selama ini unit ekstraksi kami hanya melayani pengolahan ekstraksi produk-produk Sido Muncul, sekarang mulai dikembangkan untuk menjual hasil unit ekstraksi ke pihak ketiga,” kata dia.

Kedua, perseroan juga telah menyiapkan produk baru untuk 2021 yang akan diluncurkan secara bertahap. Peluncuran produk ini seiring potensi besar permintaan produk herbal.

Ketiga, perseroan juga memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara antara lain Arab, Asia Tenggara termasuk Indo China, Afrika. 

Selain itu, perseroan juga menganggarkan belanja modal Rp 180 miliar. Dana belanja modal ini dari laba perusahaan.

David menuturkan, pihaknya juga menghadapi tantangan pada 2021 antara lain penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID-19, perubahan perilaku konsumen, mekanisme pasar dan konsumen. Perseroan pun berupaya mengantisipasi hal itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sido Muncul Kantongi Penjualan Rp 3,3 Triliun pada 2020

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mampu mencatat kinerja positif di tengah pandemi COVID-19. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba dan penjualan sepanjang 2020.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 8 Februari 2021, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk cetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 15,64 persen pada 2020. Perseroan mencatat laba Rp 934,01 miliar pada 2020 dari periode 2019 sebesar Rp 807,68 miliar.

Penjualan perseroan tumbuh 8,7 persen dari Rp 3,067 triliun pada 2019 menjadi Rp 3,33 triliun pada 2020. Beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp 1,49 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,38 triliun.

Laba bruto perseroan tumbuh 9,41 persen menjadi Rp 1,83 triliun pada 2020. Perseroan mencatat laba bruto sebesar Rp 1,68 triliun pada 2019. Beban penjualan dan pemasaran naik menjadi Rp 492,33 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 471,33 miliar.

Demikian juga beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 200,65 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 191,68 miliar. Beban lain-lain turun menjadi Rp 4,32 miliar pada 2020.

Sido Munculmencatat laba usaha naik 12,37 persen dari Rp 1,02 triliun pada 2019 menjadi Rp 1,15 triliun pada 2020. Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh menjadi 31,38 pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 27,13.

Total liabilitas tumbuh 35,04 persen dari Rp 464,85 miliar pada 31 Desember 2019 menjadi Rp 627,77 miliar pada 31 Desember 2020. Aset perseroan tumbuh menjadi Rp 3,84 triliun pada 31 Desember 2020. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,03 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya