Ada Insentif Pajak dan DP 0 Persen, Bagaimana Rekomendasi Saham Emiten Otomotif?

Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji mengimbau investor cermati laporan keuangan emiten otomotif di tengah sentimen stimus PPnBM hingga DP 0 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Feb 2021, 19:21 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2021, 19:21 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengumumkan sejumlah kebijakan yang dinilai mampu mengerek saham di sektor otomotif. Pemerintah berencana menerbitkan relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atau PPnBM 0 persen untuk mobil yang akan dimulai pada Maret 2021 (PPnBM mobil).

Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga resmi menurunkan batas uang muka atau down payment (DP) 0 persen untuk kredit kendaraan bermotor mulai 1 Maret 2021. Kebijakan itu berlaku untuk motor dan mobil.

Berkenaan dengan itu, Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai kinerja emiten otomotif akan membaik pada 2021. Hal tersebut didukung pada proyeksi pemulihan ekonomi dalam negeri yang juga diperkirakan membaik.

Namun, pada saat bersamaan, Nafan mengimbau kepada investor untuk tetap mempertimbangkan laporan keuangan emiten otomotif. Sementara ini, Nafan mencermati saham PT Astra International Tbk (ASII). 

Atas ASII, Nafan merekomendasikan untuk melakukan hold. Opsi lainnya yakni dapat melakukan pembelian pada level 5.825 hingga 5.925.

"Sementara hanya update ASII. Buy area di 5.825 – 5.925,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (20/2/2021).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


ASII Jadi Pilihan

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di luar sentimen relaksasi yang diluncurkan pemerintah, ASII  rupanya juga menjadi salah satu rekomendasi untuk investasi jangka pendek dan menengah.

Hal ini disampaikan oleh Founder Emtrade, Ellen May. Ellen menerangkan, investasi jangka menengah ini idealnya untuk enam bulan.

"Untuk investasi jangka menengah, saat ini sedang tertarik dengan sektor batu bara, yakni Adaro (ADRO). Kemudian juga ada ASII, KRAS, dan MAPI,” kata dia.

"Saham bluechip yang bisa dpertimbangkan yakni BMRI, ASII, MNCN,” Ellen menambahkan.

Saham ASII ditutup menguat 0,87 persen di level 5.775 pada perdagangan Jumat, 19 Februari 2021. Saham IMAS ditutup naik 0,39 persen ke posisi 1.280 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya