Sentimen Ini Topang IHSG Sepanjang Februari 2021

Sejumlah sentimen mendorong kenaikan IHSG pada Februari. Apa sajakah itu?

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Mar 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2021, 10:00 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 6,5 persen secara month to month (m/m) ke posisi 6.242 pada Februari 2021.

Selain itu, Ashmore Asset Management juga mencatat MSCI Indonesia dan LQ45 juga masing-masing naik 3 persen dan 3,6 persen. Sementara itu, indeks MSCI small cap menguat 9 persen.

Sejumlah sentimen mendorong kenaikan IHSG pada Februari. Pertama, semakin tinggi optimisme pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 dengan distribusi vaksin yang lebih baik dibandingkan harapan. Kedua, penurunan suku bunga BI 7DRRR sebesar 25 basis poin (bps) juga menjadi sentimen positif untuk IHSG.

Di sisi lain investor asing gelar aksi beli di pasar saham mencapai USD 258 juta. Secara year to date, investor asing tercatat melakukan aksi beli di pasar saham sebanyak USD 1,03 miliar.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pasar Obligasi

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu,pasar obligasi mengalami penurunan harga kena imbal hasil naik dari 6,21 persen menjadi 6,61 persen. Rupiah juga melemah dari level Rp 14.030 per dollar Amerika Serikat menjadi Rp 14.235 per dollar AS.

Pasar obligasi juga melemah seiring dengan kenaikan imbal hasil di US treasury yield, akibat ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena stimulus agresif yang akan dilaksanakan oleh Presiden AS Joe Biden sehingga menimbulkan ada kemungkinan kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).

Selama Februari 2021, investor net sell di pasar obligasi sebesar USD 1,08 miliar. Sedangkan secara year to date (ytd), penjualan bersih dari pasar obligasi sebesar USD 288 juta.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya