IHSG Naik 0,49 Persen, Investor Asing Buru Saham BBCA hingga BMRI

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG naik 0,49 persen atau 30,56 poin ke posisi 6.331,69.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mar 2021, 12:25 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 09:23 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal sesi perdagangan saham Selasa (23/3/2021). Penguatan IHSG mengikuti wall street dan bursa saham Asia yang menguat.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG naik 0,49 persen atau 30,56 poin ke posisi 6.331,69. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 33,56 poin ke posisi 6.334. Indeks saham LQ45 menguat 0,67 persen ke posisi 950,90. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Pada awal sesi perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.342,13 dan terendah 6.326,04. Sebanyak 193 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 140 saham melemah dan 166 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 75.862 kali dengan volume perdagangan saham 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 788 miliar. Investor asing beli saham Rp 14,60 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.387.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar turun 0,42 persen. Sektor saham pertanian menguat 1,1 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Diikuti sektor saham tambang naik 0,97 persen dan sektor saham barang konsumsi menguat 0,89 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham

Pembukaan-Saham
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain saham IPTV naik 7,35 persen, saham BUMI menguat 5,88 persen, saham MPRO mendaki 5,67 persen dan saham SINI melambung 5,39 persen.

Sementara itu, saham-saham yang masuk top losers antara lain saham DCII turun 6,97 persen, saham PTIS tergelincir 6,96 persen, saham FORU melemah 6,91 persen, saham AGRS susut 6,87 persen, dan saham MDIA merosot 6,85 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing pada awal sesi perdagangan antara lain saham BBCA sebanyak Rp 38,8 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 11,9 miliar, saham ITMG sebesar Rp 3,6 miliar, saham BBKP sebesar Rp 2,8 miliar, dan saham BMRI sebesar Rp 2,4 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain IPTV sebesar Rp 15,9 miliar, saham INCO sebesar Rp 6,9 miliar, saham EMTK sebesar Rp 6,4 miliar, saham MIKA sebesar Rp 2,5 miliar, dan saham TLKM sebesar Rp 2,3 miliar.

Bursa saham Asia cenderung beragam. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,37 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,30 persen dan indeks saham Shanghai susut 0,30 persen.

Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei naik 0,54 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,48 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,59 persen.

Update:

Mengutip Ashmore Asset Manajement, IHSG ditutup melemah karena saham kapitalisasi besar yang tertekan. Fitch Ratings mempertahankan peringat investment grade untuk Indonesia dengan prospek stabil. Peringkat tersebut menyeimbangkan prospek pertumbuhan jangka menengah dan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang masih rendah tetapi meningkat terhadap ketergantungan yang tinggi pada pembiayaan eksternal, pendapatan pemerintah yang rendah.

Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih secara bertahap menjadi 5,3 persen pada 2021 dan 6 persen pada 2022.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, peringkat Indonesia masih dipertahankan oleh Fitch menunjukkan Indonesia masih cukup baik sebagai tujuan investasi. Akan tetapi, hal ini tidak serta merta berpengaruh signifikan terhadap pasar saham. Hal itu lantaran pengaruhnya akan berlangsung dalam waktu cukup panjang. IHSG akan positif tetapi masih rawan koreksi.

“Terbatas (IHSG menguat-red) untuk menguji 6.350. Kami masih melihat IHSG rawan koreksi paling tidak menguji 6.268,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya