Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan saham Jumat, (26/3/2021).
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, perkembangan pergerakan IHSG terlihat masih berada dalam tekanan.
Jika level support tidak cukup kuat dipertahankan, IHSG masih berpotensi bergerak melemah. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan harga komoditas masih akan mewarnai pergerakan IHSG.
Advertisement
“IHSG masih berpotensi melemah. IHSG di kisaran 5.960-6.188,” ujar dia.
IHSG turun 0,54 persen atau 33,26 poin ke posisi 6.122,87 pada penutupan perdagangan saham Kamis, 25 Maret 2021. Sebanyak 343 saham melemah sehingga menekan IHSG. 149 saham menguat dan 146 saham lainnya diam di tempat.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 1,15 juta saham dengan volume perdagangan saham 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,5 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG kembali tertekan karena perkembangan kasus COVID-19 yang baru muncul di Eropa membuat pelaku pasar cenderung waspada. Hal ini karena Eropa kembali menerapkan lockdown sehingga memberi kekhawatiran baru akan pertumbuhan ekonomi global.
Ia menambahkan, memanasnya masalah domestik di China atas masalah Hak Asasi Manusia (HAM) menyebabkan hubungan antar negara dengan China memanas.
“Di sisi lain, secara teknikal memang IHSG masih rawan koreksi untuk menguji level 6.000-6.100, meski pun tidak menutup kemungkinan ada rebound-rebound singkat," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menilai, tekanan IHSG masih wajar. Hal ini mengingat IHSG sudah naik tajam ditambah awal tahun juga sudah menguat. “Paling tidak koreksi IHSG yang terjadi saat ini masih wajar, tetap jaga support krusial IHSG di 5.735 saja,” tutur dia.
Analis Teknikal PT Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah menuturkan, IHSG cenderung sideway pada 2021. IHSG berpeluang menguji level 6.000.
“Jika akhir bulan tidak bisa tembus 6.200, sideway dalam beberapa bulan ke depan. Pada pertengahan tahun 2021 sedikit turun, akhir tahun ada kemungkinan rebound. Sideway di kisaran 5.500-6.500,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Pilihan
Untuk pilihan saham yang dapat dicermati, Herditya memilih saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT London Sumatera Tbk (LSIP), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). “Untuk strateginya trading dalam jangka pendek dulu,” kata dia.
Sedangkan William memilih saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Advertisement