Mayoritas Investor Ritel Serap Saham IPO Pengelola Lucy in The Sky

Pengelola Lucy in The Sky menawarkan 337.500.000 saham dengan nilai nominal Rp 10 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mei 2021, 06:53 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2021, 23:27 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lima Dua Lima Tiga Tbk, pengelola Lucy in The Sky akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Mei 2021.

Pengelola Lucy in The Sky menawarkan 337.500.000 saham dengan nilai nominal Rp 10 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Harga saham perdana yang ditetapkan Rp 100 sehingga total dana yang diraup dari IPO sekitar Rp 33,75 miliar. Perseroan telah menggelar masa penawaran umum pada 29 April 2021. Perseroan telah menunjuk PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.

Direktur Utama PT Lima Dua Lima Tiga, Andaru Tahir menuturkan,  saham yang ditawarkan saat masa penawaran awal mendapatkan respons yang sangat baik di tengah pandemi COVID-19. Mayoritas saham yang ditawarkan diserap oleh investor ritel. "Retail, dan family, and friends," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, (30/4/2021).

Andaru menambahkan, rencana pencatatan saham juga masih sesuai jadwal. Perseroan akan mencatatkan saham perdana di BEI pada 5 Mei 2021.

Perseroan akan memakai dana IPO untuk ekspansi usaha seperti ke Bali, Bandung dan Surabaya.”Melakukan ekspansi ke lucy liitle Blok M, lucy by the peach PIK, lucy park Senopati, Lucy Bali,Lucy Bandung dan Lucy Surabaya,” ujar dia.

Di tengah pandemi COVID-19, Perseroan menghadapi tantangan. Namun, dengan konsep outlet semi outdoor dapat menjadi daya tarik bagi pelanggan. Andaru menuturkan,pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan sehingga membuat pelanggan lebih nyaman ditambah tempat semi outdoor dan outdoor.

"Tantangannya adalah rasa takut customer untuk pergi dan hang out. Dikarenakan outlet kami semi outdoor itu menjadi kelebihan konsep outlet kami di kala pandemi ini,” ujar dia.

Selain itu, perseroan juga menggelar program alokasi saham pegawai (program ESA). Perseroan mengadakan program ESA dengan jumlah sebanyak 327.000 saham.

Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan waran sebanyak 236.250.000 waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 33,87 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran IPO.

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 10 saham baru perseroan berhak memperoleh tujuh waran seri I.

Adapun awal perdagangan waran seri I dilakukan pada 5 Mei 2021, akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 1 Mei 2024, dan pasar tunai pada 3 Mei 2024.

Periode pelaksanaan waran seri I pada 8 November 2021-4 Mei 2024 dan tanggal berakhirnya masa berlaku waran seri I pada 4 Mei 2024.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Rincian Dana IPO

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip prospektus singkat perseroan, dana hasil IPO sekitar 91,80 persen digunakan untuk modal kerja dengan rincian:

-Sekitar 8,01 persen digunakan perseroan untuk pembayaran sewa gerai selama setahun yang terletak di SCBD yang dibayarkan kepada pihak ketiga sebesar Rp 2,24 miliar

-Sekitar 91,99 persen akan digunakan perseroan untuk kegiatan operasional seluruh gerai Perseroan mencakup namun tidak terbatas pada pembayaran sewa selama setahun, pembayaran gaji karyawan, proses rekrutmen. Kemudian pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan karyawan, pengembangan sistem yang terintegrasi untuk pengelolaan gerai dan biaya-biaya pemasaran yang dibutuhkan untuk tujuh gerai baru.

Sisanya sekitar 8,2 persen akan digunakan untuk membayar pihak ketiga dalam rangka renovasi gerai SCBD sekitar Rp 2,5 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya