Investor Kripto Minta Aturan Diperjelas Setelah Alami Kerugian

Miliarder Mark Cuban mengeluarkan panggilan kepada regulator setelah investasi ke dalam stablecoin (sejenis kripto yang dipatok ke aset, biasanya dolar AS) tetapi mengalami kerugian.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 20 Jun 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2021, 14:00 WIB
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Investor, miliarder dan pemilik Dallas Mavericks Mark Cuban mulai berkecimpung di mata uang kripto. Melihat perkembangannya saat ini, Ia menyerukan regulasi burgeoning decentalized finance (DeFi) yang sedang berkembang.

Seperti dilansir Forbes, Minggu (20/6/2021), Mark Cuban mengeluarkan panggilan kepada regulator setelah investasi ke dalam stablecoin (sejenis cryptocurrency yang dipatok ke aset, biasanya dolar AS) tetapi mengalami kerugian.

"Harus ada peraturan untuk mendefinisikan apa itu stablecoin," katanya.

Diketahui, stablecoin banyak dilirik imvestor beberapa tahun terakhir. Stablecoin terbesar saat ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 62 miliar. 

Sementara itu, DeFi, menggunakan teknologi cryptocurrency atau uang kripto untuk menciptakan kembali produk keuangan seperti pinjaman dan asuransi tanpa memerlukan bank, telah melonjak popularitasnya selama setahun terakhir.

Hal ini membantu harga ethereum, blockchain dengan sebagian besar proyek DeFi dibangun. Stablecoin DeFi, sering kali mencoba untuk menahan mata uang fiat dengan menciptakan peluang arbitrase dan likuiditas antar koin. Hal ini tentu sangat  berisiko, terlebih hafga mata uang kripto jatuh baru-baru ini.

"Harus ada peraturan untuk mendefinisikan apa itu stablecoin dan agunan apa yang dapat diterima,” kata Cuban.

Cuban belum mengungkapkan secara rinci, berapa banyak dia kehilangan proyek. "Sebagai persentase dari portofolio crypto saya itu kecil. Tapi itu cukup sehingga saya tidak senang tentang itu. Saya dipukul seperti orang lain," kata Cuban kepada sesama investor DeFi.

Dalam proyek ini, investor tidak dapat menarik uang tunai, ketika likuiditas proyek mengering. Tak hanya itu, Mark Cuban juga mengungkapkan pada Maret bahwa 60 persen dari kepemilikan kriptonya ada di bitcoin, 30 persen di ethereum, dan 10 persen di koin lainnya.

"Penting untuk dicatat, peran penting stablecoin yang dipatok ke mata uang fiat dalam ekosistem yang sedang berkembang ini. Semua token tidak diciptakan sama. Dalam beberapa proyek, ada risiko bahwa semuanya menjadi nol, " ujar kepala teknologi stablecoin Tether Limited dan pertukaran bitcoin dan cryptocurrency Bitfinex, Paolo Ardoino.

Oleh karena itu, pihaknya mendesak mereka yang berinvestasi di ekosistem untuk mendidik diri mereka sendiri dalam proyek keuangan baru ini. "Jangan pernah menginvestasikan apa yang Anda tidak siap kehilangan secara keseluruhan,"  tutur Paolo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

IMF: Bitcoin sebagai Alat Pembayaran Timbulkan Banyak Masalah

Ilustrasi Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Ist)

Sebelumnya, Juru bicara International Monetary Fund (IMF), Gerry Rice memberikan komentar terkait penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di El Salvador.

Seperti dilansir Coindesk, Jumat, 11 Juni 2021, Rice mengatakan, adopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah menimbulkan sejumlah masalah ekonomi makro, keuangan, dan hukum.

"Hal ini yang memerlukan analisis yang sangat hati-hati sehingga kami mengikuti perkembangan dengan cermat dan akan melanjutkan konsultasi kami dengan pihak berwenang," katanya.

Ia juga menambahkan, aset kripto memiliki risiko tinggi, sehingga langkah-langkah pengaturan yang efektif sangat penting ketika berhadapan dengan mata uang digital.

Tim IMF akan melakukan diskusi virtual dengan Presiden Nayib Bukele mengenai program kredit potensial, termasuk kebijakan untuk memperkuat tata kelola ekonomi dan Pasal IV El Salvador. El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.

Keputusan ini diambil setelah sebagian besar anggota parlemen menyetujui proposal Presiden El Salvador, Nayib Bukele. Seperti dilansir CNN, Kamis, 10 Juni 2021, saat ini negara tersebut telah menerima bitcoin sebagai alat pembayaran seperti dollar Amerika Serikat.

Undang-undang menyatakan, semua agen ekonomi harus menerima bitcoin sebagai bentuk pembayaran barang atau jasa.Tak hanya itu, bitcoin saat ini juga bisa digunakan untuk pembayaran.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya