Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) merevisi target marketing sales atau pra penjualan menjadi Rp 4 triliun pada 2021 dari target semula Rp 3,5 triliun. Hingga semester I 2021, pra penjualan sudah diraih mencapai Rp 2,8 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi menuturkan, realisasi pra penjualan semester I 2021 sudah mencapai 70 persen dari target Rp 4 triliun.
"Kami baru saja merevisi target dari Rp 3,5 triliin menjadi Rp 4 triliun. Sampai dengan semester I, marketing sales kami sudah mencapai Rp 2,8 triliun,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Kamis (15/7/2021).
Advertisement
Ia menuturkan, realisasi pra penjualan itu didukung sejumlah faktor antara lain insentif pajak pertambahan nilai (PPN) dari pemerintah, relaksasi KPR, dna tingkat suku bunga rendah. Jemmy mengatakan, pra penjualan didominasi dari penjualan rumah sebesar 62 persen, sisanya ruko, apartemen dan kavling komersial.
"Saat ini segmen harga yang diminati cukup bervariasi. Baik itu yang kisaran Rp 1 miliar-Rp 2 miliar, maupun di atas Rp 2 miiar. Untuk hunian masih didominasi kisaran harga Rp 1 miliar-Rp 2 miliar,” ujar dia.
Jemmy optimistis, tren tersebut masih berlanjut pada semester II 2021. Hal ini didukung insentif yang diberikan pemerintah di sektor properti dan suku bunga rendah.”Kebanyakan adalah end user, yaitu pembeli pertama maupun mereka yang upgrade,” kata dia.
Meski demikian, Jemmy mengakui saat ini pihaknya hadapi tantangan seiring fokus masyarakat ke faktor kesehatan seiring kenaikan kasus COVID-19. Oleh karena itu, pihaknya berupaya untuk masyarakat juga dapat mempertimbangkan untuk beli properti.
"Kami sebagai pengembang properti perlu berupaya mengingatkan masyarakat bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membeli properti,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham SMRA
Pada penutupan perdagangan Rabu, 14 Juli 2021, saham SMRA turun 3,75 persen ke posisi Rp 770. Saham SMRA berada di level tertinggi Rp 805 dan terendah Rp 765 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.861 kali dengan nilai transaksi Rp 21,6 miliar. Total volume perdagangan 27.657.953.
Advertisement