Menimbang Alternatif Investasi di Tengah Ketidakpastian Global

Sentimen posif di pasar modal Indonesia akhir-akhir ini, Bahana TCW menilai didorong oleh kasus konfirmasi, perawatan dan kematian akibat dari COVID-19 yang terus menurun.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Sep 2021, 15:18 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2021, 15:18 WIB
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) menilai masyarakat perlu memiliki alternatif investasi seiring ketidakpastian ekonomi global.

Adapun sentimen posif di pasar modal Indonesia akhir-akhir ini, Bahana TCW menilai didorong oleh kasus konfirmasi, perawatan dan kematian akibat dari COVID-19 yang terus menurun setelah alami puncak kenaikan kasus COVID-19 pada Juni-Juli 2021.

Selain itu, sejak awal tahun hingga 26 Agustus 2021, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,32 persen ke posisi 6.058,08.

Di kawasan Asia Tenggara, kinerja bursa saham Indonesia mencatat kinerja lebih baik dibandingkan bursa saham Malaysia yang melemah 2,8 persen dan Filipina turun 4,47 persen. Akan tetapi, kinerja bursa saham Indonesia masih kalah dari Singapura dan Thailand yang naik 9,32 persen dan 10,38 persen.

Direktur Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Danica Adhitama menuturkan, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk percepat pemulihan ekonomi termasuk percepatan vaksinasi menjadi salah satu faktor pendorong kinerja bursa saham.

Namun, masih banyak hal yang perlu diwaspadai bersama ke depan terakhir dengan sentimen yang akan mempengaruhi kinerja pasar saham hingga akhir 2021.

Oleh karena itu, diperlukan untuk menghadirkan alternatif investasi bagi masyarakat yang ingin mencari peluang investasi yang optimal dengan tata kelola investasi yang baik.

"Masyarakat perlu memiliki alternatif investasi dengan peluang keuntungan yang relatif lebih optimal menghadapi ketidakpastian ekonomi global,” ujar Danica dikutip dari keterangan tertulis, Senin (13/9/2021).

Ia menambahkan, beberapa sektor industri yang memiliki daya tahan baik terhadap gempuran pandemi COVID-19 patut menjadi pilihan.

"Seperti sektor industri informasi teknologi dan kesehatan yang secara umum mencatatkan kinerja lebih optimal dibanding sektor lainnya,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Produk Investasi

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Selama COVID-19 merebak secara global, minat investasi di perusahaan teknologi global terutama perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook, Microsoft, Amazon, Apple, Netflix, Google meningkat pesat. Hal ini dilandasi oleh solidnya bisnis perusahaan digital dibandingkan perusahaan nondigital selama pandemi COVID-19.

Peluang ini juga dilirik oleh Bahana TCW yang pada 21 Juli 2021 bersama Franklin Templeton Ltd, perusahaan pengelola aset invests global yang berbasis di Amerika Serikat meluncurkan reksa dana syariah Bahana US Opportunity Sharia Equity USD.

Produk ini merupakan produk reksa dana syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang fokus pada strategi pertumbuhan positif pasar Amerika Serikat dan mengacu pada prinsi ESG.

Produk reksa dana terbaru Bahana TCW ini ditujukan untuk memberikan peluang bagi investor Indonesia dalam memiliki strategi investasi yang atraktif dengan portofolio yang berfokus kepada sektor teknologi informasi dan kesehatan global. Selain, produk ini melengkapi berbagai lini produk yang telah ditawarkan Bahana TCW kepada masyarakat.

"Peluncuran produk ini ditujukan untuk melengkapi pilihan produk investasi yang ditawarkan Bahana TCW kepada masyarakat," ujar dia.

 Ke depan, ia menambahkan, Bahana TCW berkomitmen untuk terus membuka peluang alternatif-alternatif investasi yang berorientasi kepada imbal hasil dan tata kelola yang baik untuk memenuhi tingginya permintaan masyarakat akan produk investasi yang berkualitas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya