BRI Ventures hingga AC Kucurkan Pendanaan Setara Rp 56,8 Miliar untuk Majoo

Saat ini, majoo telah memproses sedikitnya 80 juta transaksi senilai USD 600 juta setara Rp 8,5 triliun untuk UMKM.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2021, 09:46 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 09:46 WIB
Ilustrasi pendanaan, investasi, dolar
Ilustrasi pendanaan, investasi, dolar. Kredit: pasja1000 from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Majoo memperoleh pendanaan Pra-Seri A senilai USD 4 juta atau Rp 56,8 miliar (estimasi kurs Rp 14.200 per dolar AS) dari AC Ventures dengan partisipasi dari BRI Ventures and Xendit.

Pendanaan ini untuk manfaatkan dana untuk hadirkan fitur yang memudahkan kinerja UMKM. UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Dengan lebih dari 60 juta usaha terdaftar dan berkontribusi sebesar 67 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). UMKM juga mampu merekrut 90 persen tenaga kerja dewasa di Indonesia.

Awal 2021, Presiden Joko Widodo mengimbau agar pemerintah lebih fokus memberik sokongan digitalisasi UMKM.

Pemerintah mengincar perluasan transformasi digital bagi jutaan UMKM di Indonesia. Selama COVID-19 melanda pada 2020, total penjualan UMKM diperkirakan menyusut 70 persen sebagai dampak pembatasan sosial. Pemilik usaha berfikir keras hingga menemukan solusi yangdapat membantu bertahan dan berkembang sampai sekarang.

Majoo mengawali sebagai solusi Point of Sales (PoS) untuk UMKM. Kemudian memperluas penawaran menjadi “Shopify untuk UMKM Indonesia”. majoo bermaksud membuka peluang UMKM untuk menjual produk melalui beberapa saluran offline maupun daring dalam satu fitur aplikasi.

Dengan kemitraan yang kuat, terintegrasi ke beberapa marketplace, dan memiliki hubungan yang baik dengan berbagai asosiasi UMKM, majoo mampu mengembangkan platform unik ini guna melayani bisnis UMKM Indonesia.

Menurut catatan perusahaan, aplikasi majoo telah tumbuh 65 persen YoY. Perusahaan juga telah akuisisi lebih dari 15 ribu pengguna aktif dengan tingkat retensi terbaik di industri. Pertanda kualitas dan kesesuaian pasar dengan aplikasi ini.

Saat ini, majoo telah memproses sedikitnya 80 juta transaksi senilai USD 600 juta setara Rp 8,5 triliun untuk UMKM di 600 kota di Indonesia. Kegiatan ini terjadi dari berbagai jenis bisnis, mulai dari F&B hingga laundry. Fitur e-commerce yang baru saja diluncurkan majoo menjadi bukti startup ini terus melakukan percepatan pengembangan dari pendanaan tambahan.

Kilas Balik Startup

Majoo didirikan oleh Adi W. Rahadi dan Audia R. Harahap. Kedua tokoh tersebut profesional dengan pengalaman 30 tahun di bisnis UMKM. Adi sempat menjadi Head of T-Cash LinkAja. Dengan segudangpengalaman, Adi pandai memahami tantangan yang dihadapi pelaku UMKM.

Sementara, Audia merupakan praktisi bisnis UMKM. Sehingga memberinya pengalaman langsung mengenai kesulitan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di lapangan. Sinergi dan keselarasan pengalaman Adi dan Audi membuahkan misi majoo untuk membangun dan mengatasi kesulitan bisnis UMKM.

Adi berpendapat UMKM sangat bergantung pada kegiatan penjualan langsung (offline). Melihat situasi pandemi, pihaknya mengembangkan fitur e-commerce dalam misi mendukung UMKM melewati masa yang penuh tantangan ini.

Startup menyediakan platform yang bisa melakukan pembayaran secara daring. Situs ini juga terintegrasi dengan Grabfood, Tokopedia, Shopee, dan layanan e-commerce lainnya

“majoo tumbuh bersama UMKM Indonesia dengan menghadirkan fitur fitur terkini. Demi memberikan layanan terbaik bagi para pengusaha dengan latar belakang berbeda. Cara yang mudah, membantu UMKM menjalankan bisnis mereka dan membawa UMKM naik kelas melalui aplikasi majoo,” ujar Co- Founder dan CEO majoo Adi W Rahadi dalam keterangan tertulis yang dikutip, Sabtu (30/10/2021).

 

 

Potensi Bisnis

Digitalisasi UMKM Produktif di Masa Pandemi, 3 Hal Penting Ini Harus Diperhatikan
lustrasi Online Shop.

E-commerce mengalami perkembangan pesat selama lima tahun terakhir. Tren ini diperkirakan akan terus meningkat sampai nominal USD 57 miliar sebanding Rp 809,4 triliunpada 2025. Fase pertumbuhan e- commerce berikutnya didorong dengan mengubah bisnis offline-ultra tradisional menjadi daring.

“AC Ventures telah lama menyadari potensi luar biasa untuk digitalisasi ekonomi UMKM di Indonesia. situasi pandemi mempercepat adopsi teknologi di sektor ini selama 3-5 tahun,” tutur Founder dan Managing Partner of AC Ventures Adrian Li.

Adrian mempertegas latar belakang dan pengalaman para pendiri majoo sangat cocok dengan misi mereka. akan menghadirkan teknologi yang memberdayakan pertumbuhan dan produktivitas bagi jutaan pemilik usaha kecil di Indonesia.

"Kami senang dan bangga bisa berinvestasi bersama mereka untuk menciptakan dampak besar bagi sektor ini dan ekonomi,” tambahnya.

Tantangan dan Solusi untuk UMKM

FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Pemerintah mendorong sektor UMKM sebagai tindak lanjut dari program Bangga Buatan Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tantangan lain bagi UMKM adalah pengelolaan catatan keuangan. Hal ini merupakan kendala utama bagi UMKM guna mendapatkan akses permodalan usaha. Berangkat dari masalah tersebut, majoo berupaya melakkan digitlaisasi laporan keuangan.

Rencananya fitur dapat menampilkan informasi keuangan akurat. Yang mana berguna bagi para pelaku UMKM ketika ingin melakukan proses aplikasi pinjaman modal usaha. Untuk memperlancar, majoo bekerja sama dengan beberapa mitra pembiayaan seperti BRI. Harapannya akses menjadi lebih mudah saat proses aplikasi permodalan usaha bagi para pengguna majoo.

“Kesamaan semangat mendorong pertumbuhan UMKM dan memberikan akses permodalan, kami melihat banyak potensi sinergi yang dapat dilakukan antara Majoo dan ekosistem BRI Group serta anak perusahaannya,” ungkap CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Bentuk menitraan meliputi sinergi pemberian akses kepada UMKM untuk tabungan digital, pinjaman digital dan layanan buy now pay later dari Bank Raya (BRI Agro).

“Ketika masalah akses permodalan UMKM dapat terselesaikan dengan bantuan Majoo, kami yakin mereka dapat lebih berfokus dalam mengembangkan bisnisnya dan mampu naik kelas dengan lebih cepat,” lanjut Nicko.

Ekspansi ke 100 Kota

Dengan misi memberdayakan UMKM di Indonesia, majoo akan terus menambahkan berbagai fitur terbaiknya pada platform mereka. Langkah ini bertujuan mendukung UMKM mengembangkan bisnisnya. Selain itu, majoo akan memperluas tim dan menjangkau lebih dari 100 kota di Indonesia pada akhir 2022.

Dengan dukungan dana lokal dan hubungan kerjasama yang sangat baik dengan AC Ventures dan BRI, majoo optimistis kemitraan ini akan menjadi titik awal yang baik dalam upaya digitalisasi UMKM Indonesia. 

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya