Liputan6.com, Jakarta - PT Jaya Swarasa Agung Tbk, perseroan bergerak di bidang usaha industri makanan ringan akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan menawarkan saham perdana sebanyak-banyaknya 240.300.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu 21,87 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Harga saham perdana yang ditawarkan Rp 335-Rp 360 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana maksimal dari IPO Rp 86,50 miliar.
Advertisement
Baca Juga
PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan memakai dana IPO sekitar 90,19 persen untuk belanja modal perseroan. Rincian belanja modal itu antara lain sekitar 52,65 persen untuk pengembangan usaha perseroan berupa pembangunan pabrik baru yang diperlukan untuk kategori produk biscuit (BSC) yang berlokasi di Sumedang, Perseroan akan membangun pabrik itu dalam dua tahap.
Pada tahap pertama akan dimulai paling lambat Januari 2022, dan selesai Agustus 2022. Kemudian tahap dua akan dimulai pada September 2022, dan akan selesai Desember 2022.
Selanjutnya sekitar 37,54 persen untuk membeli dan instalasi mesin-mesin produksi perseroan dari pihak ketiga yaitu Yangjiang Wenva Yuandong Industry Co Ltd. Mesin itu akan difungsikan di atas pabrik baru perseroan dengan perkiraan harga Rp 30,60 miliar. Sisanya 9,81 persen untuk keperluan modal kerja seperti pembelian bahan baku produksi.
Dalam pelaksanaan IPO ini, Jaya Swarasa Agung telah menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jadwal Rencana IPO
Jadwal rencana IPO yaitu:
-Masa penawaran awal: 2 November 2021
-Tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 November 2021
-Masa penawaran umum perdana saham pada 19 November 2021-23 November 2021
-Tanggal penjatahan pada 23 November 2021
-Tanggal distribusi saham secara elektronik pada 24 November 2021
-Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 November 2021
Advertisement
Kinerja Keuangan Perseroan
Perseroan mencatat penjualan bersih turun dari Rp 149,40 miliar hingga kuartal III 2020 menjadi Rp 147,11 miliar hingga kuartal III 2021. Beban pokok penjualan turun menjadi Rp 113,01 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 118,09 miliar.
Dengan demikian, laba bruto perseroan naik menjadi Rp 34,09 miliar hingga 30 Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,31 miliar.
Beban penjualan turun dari Rp 13,46 miliar hingga Juni 2020 menjadi Rp 12,84 miliar hingga Juni 2021. Beban umum dan administrasi naik menajdi Rp 14,49 miliar hingga Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,45 miliar.
Dengan demikian, laba usaha naik menjadi Rp 9,39 miliar hingga Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,71 miliar. Perseroan mencatat laba bersih Rp 2,66 miliar hingga 30 Juni 2021. Kondisi ini berbalik dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 3,01 miliar.
Total liabilitas tercatat Rp 216,64 miliar hingga Juni 2021 dari periode Maret 2021 sebesar Rp 246,41 miliar. Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 51 miliar pada 30 Juni 2021 dari posisi Maret 2021 sebesar Rp 28,71 miliar. Total aset tercatat Rp 267,65 miliar hingga 30 Juni 2021 dari posisi 31 Maret 2021 sebesar Rp 275,12 miliar.
Adapun perseroan akan membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 30 persen atas laba bersih tahun berjalan perseroan.
“Besarnya pembagian dividen akan, bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya,” tulis perseroan dalam prospektus.